"Diserang DBD" 1.200 Siswa SMKS dan SMP Cahaya Harapan Pulau Tayan "Diliburkan"

“Diserang DBD” 1.200 Siswa SMKS dan SMP Cahaya Harapan Pulau Tayan “Diliburkan”


FOTO : Suasana kompleks SMKS dan SMP Cahaya Harapan, Pulau Tayan Utara, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalbar (Ist)

Pewarta/editor : Sery Tayan

TAYAN HILIR – radarakalbar.com

KEPALA SMKS dan SMP Cahaya Harapan, Pulau Tayan, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Susana Cion, S.Pd, M.Pd, memilih meliburkan 1.200 siswanya, sebagai upaya mengantisipasi penyebaran demam berdarah dengue (DBD).

Langkah ini, terbilang tepat mengingat dalam kurun beberapa hari lalu, dalam sehari ditemukan 3 – 4 siswa yang positif terkena DBD.

Siswa ini diliburkan selama 5 hari, agar tak semakin luas. Mengingat sekolah ini, dengan konsep berasrama. Dan pada Senin (6/11/2023) kembali masuk sekolah.

Terlebih lagi, terdapat beberapa guru merasakan badan meriang-meringan dan suhu badan naik. Namun, hal ini belum terkonfirmasi, apakah karena gejala DBD atau penyebab lainnya.

“Ya, kita liburkan. Mengingat terus meningkatnya peserta didik kita yang terkena DBD. Beberapa hari belakangan bisa 3 – 4 siswa ditemukan terkena DBD. Jadi kita ambil langkah meliburkan dulu,” ungkapnya didampingi Ketua Yayasan Cahaya Harapan, Stepanus Cion, S.E, pada Kamis (2/11/2023).

Menurut Susana, bahkan saat ini terdapat sejumlah orang masih menjalani perawatan karena DBD ini, pada salah satu rumah sakit Pontianak, masing-masing pembina asrama dan petugas security.

Kemudian, masih ada siswa dirawat pada Puskesmas di Tayan. Lantas, anak ketua Yayasan Cahaya Harapan, Stefanus. Dan seorang anak tinggal di rumah Kepala Sekolah SMKS dan SMP Cahaya Harapan pun masih mendapatkan perawatan di rumah.

“Ada 2 orang dirawat ke rumah sakit di Pontianak, Pro Medika dan Antonius. Nah, ada beberapa siswa dirawat pada puskesmas. Kemudian, anak ketua yayasan juga dirawat dan ada anak tinggal di rumah saya pun masih mendapatkan perawatan karena DBD,” jelasnya.

Susana menambahkan, pihaknya meliburkan siswa, hanya tidak melaksanakan proses belajar mengajar tatap muka. Namun, secara daring siswa akan terus dipantau oleh guru masing-masing.

” Kita menyebutnya diliburkan. Tapi para siswa dipantau aktivitasnya secara daring. Mereka harus mengisi daftar hadir, dan ada pembelajaran secara online. Jadi bukan diliburkan, layaknya libur akhir semester,” terangnya.

Selana siswa diliburkan kata Susana, pihaknya bersama Pemerintah Desa (Pemdes) Pulau Tayan Utara dan Puskesmas Tayan telah melaksanakan pengasapan (fogging,red) seluruh lingkungan sekolah.

“Kita mendapatkan bantuan dari Pemerintah Desa Pulau Tayan dan Puskesmas Pulau melaksanakan fogging, selama siswa diliburkan ini. Seluruh lingkungan sekolah dilaksanakan fogging tersebut,” jelasnya.

Ia mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang ambil andil dalam pelaksanaan fogging di lingkungan sekolah tersebut. (SrY/red)