Tim pengendali ekosistem monitoring populasi bekantan di Kayong Utara


Pontianak (ANTARA) – Tim Pengendali Ekosistem Hutan Taman Nasional Gunung Palung bersama polisi hutan memantau populasi bekantan (Nasalis larvatus) di wilayah Resort Pengelolaan Taman Nasional Batu Barat dan Matan, Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar).

“Kegiatan monitoring populasi bekantan itu ditujukan untuk memperoleh data dan informasi sebaran populasi bekantan di kawasan konservasi dan untuk mengetahui jumlah bekantan dari tahun ke tahun,” kata Koordinator Tim Pengendali Ekosistem Hutan Taman Nasional Gunung Palung Ibrahim Sumardi di Sukadana, Kayong Utara, Senin.

“Kita perlu meningkatkan pengawasan mengingat jalur sungai tempat lokasi pengamatan merupakan jalur lalu lintas utama perairan yang sering dilewati sehingga rawan terjadi kerusakan pada ekosistem di tepian sungai, yang sebagian besar merupakan pohon pakan dan pohon pelindung bagi bekantan,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa pemantauan populasi bekantan kali ini difokuskan di kawasan Sungai Batu Barat dan Sungai Simpang Keramat di Desa Batu Barat serta kawasan Sungai Seringgit di Desa Matan Jaya, yang menjadi lokasi pemantauan populasi bekantan sejak tahun 2015. 

“Kegiatan monitoring populasi bekantan harus dilakukan secara berkala untuk mendapatkan seri data yang baik sehingga dapat dijadikan dasar dalam mengambil kebijakan dan langkah lebih lanjut terhadap upaya peningkatan populasinya,” kata dia.

Menurut dia, pemantauan populasi bekantan dilakukan dengan metode sensus, dengan menghitung jumlah kelompok dan jumlah individu dalam kelompok bekantan.

Pemantauan populasi bekantan dilakukan dengan melakukan pengamatan menggunakan perahu dari daerah hulu ke hilir sungai dan sebaliknya.

“Populasi yang dihitung adalah populasi bekantan yang ditemukan di kiri dan kanan sungai,” kata Ibrahim. 
 

Bekantan di wilayah Resort Pengelolaan Taman Nasional Batu Barat dan Matan, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat. (ANTARA/HO Tim PEH Taman Nasional Gunung Palung)