Jakarta – Wakapolri Komjen Pol. Prof.
Dr. Dedi Prasetyo, M.Hum., M.Si., M.M. menegaskan pentingnya langkah perubahan
fundamental di tubuh Polri untuk menjawab tantangan zaman dan harapan
masyarakat. Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan evaluasi dan forum
pembelajaran transformasi Polri bersama para pakar, Kamis (2/10/2025).

Dalam arahannya, Wakapolri menekankan
bahwa perubahan institusi harus berawal dari individu yang ada di dalamnya,
terutama melalui penguatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

“Organisasi tidak bisa berubah
dengan sendirinya. Yang berubah adalah orang-orang di dalamnya. Karena itu,
transformasi Polri harus dimulai dari anggota, dari SDM yang memiliki
kompetensi, integritas, dan hati nurani,” tegas Komjen Pol. Dedi Prasetyo.

Wakapolri juga menyoroti hasil
pemetaan awal yang menunjukkan masih adanya masalah penempatan personel di
berbagai level organisasi.

“Kita harus memastikan the right
man on the right place. Fakta menunjukkan ada 74 persen penempatan yang belum
sesuai. Ini yang akan kita perbaiki dengan percepatan melalui digitalisasi dan
sistem pembinaan yang lebih terukur,” ungkapnya.

Menurutnya, sejumlah peristiwa pada
Agustus hingga awal September menjadi pelajaran berharga sekaligus momentum
perubahan besar bagi Polri. Oleh karena itu, pihaknya bersama tim pakar akan
melakukan mapping menyeluruh mulai dari tingkat Polsek, Polres, Polda, hingga
Mabes Polri.

“Kami bersama para pakar akan
memetakan akar permasalahan fundamental di tubuh Polri. Setelah itu akan
disusun langkah-langkah konkret, mulai dari jangka pendek satu bulan, hingga
strategi jangka panjang satu tahun ke depan,” jelas Dedi.

Wakapolri menekankan pentingnya
transformasi 4K sebagai DNA perubahan, yakni: kurikulum berbasis moral,
kaderisasi berbasis talenta, kemampuan keterjalinan emosional, dan kemampuan
komunikasi. Empat aspek ini diyakini akan menjadi fondasi Polri yang lebih
modern, humanis, dan dipercaya publik.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengajak
masyarakat untuk melihat proses perubahan Polri secara positif.

“Setiap tekanan harus kita jawab dengan energi balik yang positif, menjadi
momentum perubahan. Kami mohon doa dan dukungan masyarakat, karena tanpa Polri
yang baik, Indonesia Emas 2045 tidak akan tercapai,” pungkas Wakapolri.


Share.
Exit mobile version