Upacara peringatan Hari Berkabung Daerah di Kabupaten Sanggau bertempat di Halaman kantor Bupati Sanggau yang dihadiri oleh Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik selaku inspektur upacara dengan membacakan sambutan PJ. Bupati Sanggau, Kepala Organisasi Perangkat Daerah, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, Kepala BUMD/BUMD, Organisasi Masyarakat, Organisasi Pemuda dan Aparatur Sipil Negara yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah. Peringatan Hari Berkabung Daerah tahun ini bertemakan ”Meneruskan cita-cita pahlawan adalah bukti kepedulian terhadap bangsa dan negara.”
Peringatan Hari Berkabung Daerah ini dilakukan untuk mengenang peristiwa pembunuhan besar-besaran secara keji dan kejam oleh tentara Jepang terhadap tokoh-tokoh masyarakat, pemuka masyarakat, kaum cendikiawan dan para pejuang pada tanggal 28 Juni 1944. Dari pemberitaan yang dimuat dalam Surat Kabar Jepang Borneo Shinbun hari Sabtu tanggal 1 Juli 1944, disebutkan sebanyak 21.037 jiwa korban pembunuhan massal yang dikuburkan di 10 Makam Juang Mandor, yang sekarang terdapat di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak.
Sebagai ungkapan rasa hormat dan penghargaan kepada pejuang yang telah gugur pada peristiwa tersebut, dibangun Monumen Makam Juang Mandor yang diresmikan pada 28 Juni 1977. Dibangunnya monumen juga sebagai bukti sejarah tentang peristiwa tragis di Kalimantan Barat untuk tidak terulang kembali di masa mendatang, sekaligus menjadi peninggalan sejarah bagi generasi yang akan datang bahwa di Kalimantan Barat pernah terjadi suatu peristiwa perjuangan rakyat Indonesia dalam membebaskan tanah air tercinta dari penjajahan jepang.
Pada tahun 2007, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 5 tentang Peristiwa Mandor yaitu menjadikan tanggal 28 Juni sebagai Hari Berkabung Daerah Provinsi Kalimantan Barat dan Makam Juang Mandor menjadi Monumen Daerah, dari itu diwajibkan setiap tahunnya melaksanakan kegiatan-kegiatan yang merenungkan dan memaknai kejuangan nasional tersebut dan mengibarkan bendera setengah tiang. Bahwa 21.037 jiwa yang menjadi korban pada peristiwa mandor tersebut merupakan 1 generasi dari tokoh-tokoh terbaik yang ada di Kalimantan Barat kala itu.
Seandainya, satu generasi tidak terbunuh, maka di Pulau Kalimantan, Provinsi Kalimantan Barat akan ada Sumber Daya Manusia (SDM) yang pintar-pintar semuanya, yang terbunuh ada yang Dokter, para Cendikiawan, dan Raja-Raja. Umurnya juga usia emas. Tidak ada yang umurnya 80 Tahun.
Dari peringatan peristiwa ini, agar menjadi renungan kita semua untuk menghargai pahlawan yang telah gugur dan menjadi motivasi agar bisa lebih maju.
Peringatan Hari Berkabung Daerah ini tidak hanya sekedar seremonial atau hanya sekedar pemenuhan formalitas saja. Peringatan ini dapat dijadikan sebagai bahan renungan bagi diri kita masing-masing untuk menghargai perjuangan para pahlawan kita dan dapat menjadikan motivasi dan inspirasi bagi kita agar berubah lebih maju guna mewujudkan masyarakat Kalimantan Barat yang beriman sehat, cerdas, berbudaya dan sejahtera.