Kapan Status KLB Demam Berdarah Dengue Ditetapkan? Ini Jawaban Plt. Bupati Sanggau – Kalimantan Today

Kapan Status KLB Demam Berdarah Dengue Ditetapkan? Ini Jawaban Plt. Bupati Sanggau – Kalimantan Today


Foto—Plt. Bupati Sanggau, Yohanes Ontot (kiri) didampingi Kepala Dinas Kesehatan Sanggau, Ginting, ditemui awak media usai apel HKN ke-59 di halaman Dinas Kesehatan Sanggau, Senin (13/11/2023)—Kiram

 

KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Meski terjadi lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sanggau sudah mencapai 216 kasus dan sembilan di antaranya meninggal dunia, namun Pemkab Sanggau masih belum menetapkan secara resmi sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Plt. Bupati Sanggau, Yohanes Ontot ketika ditanya awak media berjanji secepatnya menetapkan KLB DBD di Kabupaten Sanggau. Hal itu, kata dia sebagai langkah antisipasi penyebaran DBD secara luas. Bahkan dalam penetapan status KLB tersebut, Ontot mengaku pihaknya sudah mempertimbangkannya secara matang.

“Baik dari sisi risiko ditetapkannya KLB maupun risiko dari sisi anggaran. Tetapi kita melihat pertimbangan secara khusus terkait dengan penyelamatan jiwa-jiwa manusia, yang harus segera kita selamatkan. Oleh karena itu KLB harus segera kita lakukan. Dalam pekan ini kita tetapkan,” katanya kepada awak media, usai apel peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) di halaman Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Senin (13/11/2023).

Ontot mengatakan, ketika sudah ditetapkan status KLB tentu akan ada gerakan secara simultan dari berbagai pihak. Terutama dari rumah sakit, Puskesmas sampai ke tingkat bawah.

Menyangkut soal anggaran ketika ditetapkannya KLB, Ontot mengaku hal itu sudah risiko pemerintah dalam hal penyelamatan jiwa manusia. Ia juga berharap DBD bisa cepat berlalu, jika dilakukan tindakan-tindakan yang cepat dan tepat. “Mungkin tidak akan sampai Rp 8 miliar (anggaran KLB). Tapi kalau dari sisi estimasi bisa jadi,” ujarnya.

Imbauan terkait edukasi DBD juga sudah dilakukan Pemda Sanggau, secara berjenjang, mulai bupati hingga Kades. Hanya saja, kata Ontot, kerap kali imbauan dianggap remeh, dan menganggap DBD tidak membayakan.

“Contoh di rumah tangganya, rata-rata kita ini punya bak mandi, jarang dikuras. Itu dianggap sepele. Lalu pakaian-pakaian bergantungan di sembarang tempat, itu membuat nyamuk merasa enak, dan waktunya itu akan membahayakan kita,” terang Ontot.

“Lalu ada di seputar kita, ada parit-parit, genangan-genangan air dalam kaleng yang membuat jentik-jentik ini berkembang biak. Ini bukan tanggung jawab hanya pemerintah, tanggung jawab semua orang. Kita sudah mengimbau itu semua,” tambahnya. (Ram)