SANGGAU, Raja Pakunegara Tayan Gusti Yusri,SH mengatakan festival ini pada yang pertaman kali di laksanakan pada tahun 1980-an yang diawali dengan ritual-ritual keraton Pakunegara.

Seiring berjalannya waktu, ritual tersebut harus tetap dilestarikan dan dikembangkan dalam rangka pelestarian budaya keraton Pakunegara Tayan. Kegiatan ini, lanjutnya, juga merupakan salah satu bentuk untuk mengenalkan budaya kepada generasi muda.

Gusti Yusri,SH juga mengatakan, persiapan kegiatan Festival Mandi Bedel dan Perang Ketupat yang dilaksakan pada tanggal 9 hingga 11 November ini akan dipersiapkan lebih matang ditahun yang akan datang.

Wakil Bupati Sanggau, Drs.Yohanes Ontot,M.Si yang juga hadir sekaligus menutup rangkaian kegiatan memberikan apresiasi kepada penyelenggara. Menurutnya, Festival ini sangat mendukung salah satu program pemerintah daerah yang tertuang dalam Seven Brand Images yaitu Sanggau Berbudaya dan Beriman. Visi misi tersebut, lanjutnya, akan terwujud apabila masyarakat juga bekerjasama dan mengerti dalam menjalankan 7 pokok pikiran tersebut (Seven Brand Images).

“Khusus untuk Sanggau Berbudaya, Masyarakat Tayan juga harus kompak untuk mensukseskan festival ini ditahun yang akan datang,” kata Wakil Bupati Sanggau.

Kegiatan kebudayaan seperti ini, lanjutnya, merupakan sarana kita dalam memelihara identitas bangsa serta mempererat tali silaturahmi antar sesama. Pemerintah kabupaten Sanggau selalu mendukung kegiatan kebudayaan berbagai etnis yang hidup harmonis di Kabupaten Sanggau. “Semoga event ini dapat terus berlanjut,” harapnya.