SANGGAU, Seminar Internasional dan Ekspedisi Napak Tilas yang luar biasa, Tumbang Anoi punya cerita, setelah tahun 1894 silam dan kini tahun 2019 tepatnya 125 tahun lamanya telah terjadi kembali perjumpaan Bangsa Dayak dari berbagai penjuru Tanah Kalimantan dan beberapa Negara.

Dari Sanggau (Kalbar) menuju Desa Tumbang Anoi Kec. Damang Batu Kabupaten Gunung Mas (Kalteng) lebih kurang tiga hari perjalanan menggunakan kendaraan roda empat dan harus bermalam di dua kota (Wilayah Kalteng) dengan jarak tempuh lebih kurang 1200 KM jalur darat.

Meskipun biaya mandiri, berbekal tenda namun peserta dari Kabupaten Sanggau tetap semangat untuk mengikuti dan menghadiri Seminar Internasional dan Ekspedisi Napak Tilas Perjanjian Damai 1894-2019 tersebut di Desa Tumbang Anoi, pelaksanaan tanggal 22 hingga 24 Juli 2019.

Rombongan dari Kab. Sanggau di pimpin langsung oleh Bupati Sanggau Paolus Hadi,S.IP,M.Si yang juga merupakan Deputi Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) dan Wakil Bupati Sanggau Drs. Yohanes Ontot, M.Si yang juga adalah Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kab. Sanggau.

“Kita harus semangat, kompak dan penuh kebersamaan dalam mengikuti kegiatan ini, Sebanyak lebih dari 80 orang peserta dari Kab. Sanggau yang hadir menunjukkan bahwa kita turut berpartisipasi dalam mensukseskan Seminar Internasional dan Ekspedisi Napak Tilas di Tumbang Anoi” Ungkapan Wabup.

Disamping itu, Bupati Sanggau menambahkan bahwa keikutsertaan dari Kabupaten Sanggau ini selain memberikan dukungan terhadap pelaksanaan kegiatan juga mengingat kembali sejarah yang pernah ada yakni musyawarah adat perjanjian damai di Tumbang Anoi oleh para leluhur terdahulu, sehingga sudah sepatutnyalah kita berjumpa kembali dari berbagai daerah di pulau yang sama bahkan dari beberapa Negara, berkumpul dan berjumpa sebagai saudara dan membahas banyak hal untuk kemajuan bersama dari berbagai bidang kehidupan, bersatu berjuang dalam menghadapi tantangan hidup dan terus membangun diri untuk menggapai kesejahteraan bersama.

Pada acara hiburan, Bupati Sanggau dengan lagu daerah yang dinyanyikannya mampu memukau dan menghibur para peserta yang hadir termasuklah masyarakat tumbang anoi, kemudian pada acara penyajian tuak pengasih (satu tempayan penuh air tuak) dari DAD Kab. Sanggau, lokasi langsung diserbu beramai-ramai oleh para tamu dan masyarakat setempat guna mencicipi air tuak khas Sanggau (Kalbar) yang ada dalam tempayan yang di sedot melalui pipa bambu.

Ketika ditanya dari beberapa masyarakat yang minum mengatakan tuaknya enak, beberapa yang lainnya mengatakan ini baru tuak, ada juga mengatakan tuaknya mantap apalagi tuak jahe benar-banar terasa dan menghangatkan badan. Dalam waktu yang tidak lama tuak pengasih satu tempayan yang disajikan langsung habis di serbu warga yang penasaran akan rasa tuak khas Kalbar, khususnya dari Kabupaten Sanggau.

Penulis : Sukardi