Terjadi Kabut Asap, di Sanggau Baru 7 Perusahaan yang Bagikan Masker Standar Penanganan Karhutla

Terjadi Kabut Asap, di Sanggau Baru 7 Perusahaan yang Bagikan Masker Standar Penanganan Karhutla



Terjadi Kabut Asap, di Sanggau Baru 7 Perusahaan yang Bagikan Masker Standar Penanganan Karhutla

SANGGAU – Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sanggau, Bernadus Anggoi menyampaikan, Hingga malam ini baru 7 Perusahaan dari 34 perusahaan perkebunan dan hutan tanaman industri yang beroperasi di Kabupaten Sanggau yang sudah menyerahkan masker standar untuk penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).

“Perusahaan tersebut adalah PT Bumi Tata Lestari (BTL), PT Agrina Sawit Persada (ASP), PT SISU 2 dan PT Agri Sentral Lestari, PT Salim Ivomas Pratama Tbk, PT Surya Agro Palma dan PT Agro Palindo Sskti, “katanya, Selasa (20/8/2019) pukul 19.00 Wib.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Satuan Tugas (Satgas) penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Kabupaten Sanggau yang juga Wakil Bupati Sangggau Yohanes Ontot memimpin apel pagi di Posko Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Sanggau di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Ilir Kota, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau, Selasa (20/8/2019) pagi.

Baca: LPMP Nilai Olahraga Penting Sebagai Peningkatan Nilai Karakter

Baca: VIDEO: Cuplikan Pertandingan Landak Vs Kubu Raya

Baca: Perut Rata Shandy Aulia saat Hamil 4 Bulan jadi Sorotan, Istri David Herbowo Ancam Polisikan Netizen

Hadir juga Sekretaris BPBD Sanggau, Bernadus Anggoi dan peserta apel dari TRC BPBD Sanggau. Wakil Bupati Sanggau, Yohanes Ontot menyampaikan, dari 34 perusahaan perkebunan dan hutan tanaman industri yang beroperasi di Kabupaten itu, baru 4 perusahaan yang sudah menyumbang masker standar untuk penanganan Karhutla.”Perusahaan tersebut adalah PT Bumi Tata Lestari (BTL), PT Agrina Sawit Persada (ASP), PT SISU 2 dan PT Agri Sentral Lestari, “katanya.

Ontot menjelaskan, batas akhir penyerahan masker tersebut pada tanggal 20 Agustus 2019.
“Nanti kita lihat hari ini, kita tagih terus, saya minta BPBD tagih terus. Tapi saya yakin karena mereka sudah sepakat kemarin, Ya mudah-mudahan jangan janji tinggal janji,”ujarnya.

Ia menambahkan bahwa masker yang sudah diterima akan diperuntukan untuk petugas Karhutla di lapangan. Karena memang resiko petugas di lapangan yang berjibaku dengan api dan asap itu sangat luar biasa.

Ontot menjelaskan bahwa Karhutla tidak hanya terjadi pada musim kemarau, Akan tapi juga berpotensi terjadi di musim hujan, meskipun tidak masif.

Kendati begitu strategi penanganan Karhutla baik musim kemarau ataupun musim hujan harus dijalankan.

“Harus ada persiapan, baik dari sisi manusianya, pelaratannya maupun pembiayaannya dan strategi yang harus kita buat. Termasuk mapping untuk kita bisa meningkatkan mitigasi terhadap bencana,”tuturnya.

Ke depan dalam penanganan Karhutla, Wabup menginginkan penanganan disesusuaikan dengan kondisi di lapangan. Kita tidak boleh lagi menunggu kebakaran terjadi, tapi sudah kita awasi disitu.

“Misalnya daerah-daerah yang rawan terbakar akan kita awasi, ke depan nanti seperti itu. Jadi tidak ada lagi cerita nunggu kebakaran baru kerja, ngejar ke lokasi saja sudah habis waktu,”pungkasnya.