//Sukardi Diskominfo-Sgu//

SANGGAU – Grand Launching Program Aksi Literatur Digital Berbasis Komunitas yang diikuti ada 17 Kabupaten, 8 Provinsi dan 45 Komunitas kawasan perdesaan, Rabu (6/12/2017) bertempat di aula Hotel Santika, Slipi Jakarta Dalam Rangka Menguatkan Budaya Digital Untuk Pengelolaan Media Informasi Di Daerah 3T (Terluar, Terdepan dan Tertinggal).

Ketua Pasilitator Muklis Pribadi melaporkan Bahwa Acara Grand Launching Program Aksi Literasi Digital 17 Kabupaten 8 Provinsi 45 Kawasan Perdesaan (17-8-45) Berbasis Komunitas Tahun 2017  tersebut guna Menguatkan Budaya Digital Untuk Pengelolaan Media Informasi Di Daerah 3T, selanjutnya untuk menyampaikan hasil kegiatan ini kepada seluruh pemangku kepentingaan strategis dan mengajak untuk dapat berkolaborasi serta bekerjasama di dalam pengembangan Aksi Literasi Digital ini di masa mendatang.

Berikut kegiatan ini difasilitasi oleh Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Departemen Sains, Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia dan Institut Pertanian Bogor.

Launching tersebut dilakukan oleh Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya Lala Kolopaking, selanjutnya dalam sambutannya, Staf Ahli Menteri Kominfo menyampaikan bahwa terkait pesan presiden RI pada awal tahun 2017 yaitu kolaborasi antar kementerian atau lembaga akan meningkatkan produktivitas Pemerintahan Indonesia, dalam menyikapi hal itu, maka kita perlu membangun pola pikir, teknologi informatika komunikasi (TIK) perlu dijadikan dasar pengembangan (development governance) agar antisipatif atas perubahan sehingga teknologi informasi, teknologi komunikasi dan teknologi partisipasi (mengajak kerjasama berbagai pihak) membuat Indonesia menjadi baik, bahkan lebih baik.

Lebih lanjut dijelaskan Lala Kolopaking bahwa TIK adalah soal masa kini untuk menyelesaikan soal masa depan, dimana TIK merupakan inovasi sebagai unsur sumber perubahan yang dikembangkan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat (ungkapnya).

Disamping itu, keberlanjutan hasil workshop menjadi penting dirumuskan secara lebih kongkrit, perlu memasukan gagasannya ke mekanisme Desa Membangun dan Membangun Desa (kawasan perdesaan) hingga mekanisme perencanaan pembangunan daerah dan nasional sebagai program pembangunan strategis. Kemudian TIK juga perlu dikembangkan bukan sebatas teknologi TIK itu sendiri tetapi perlu menjadi basis kerjasama antara pihak (jelasnya).

Berikut, mudah-mudahan dunia digital menjadi produktif untuk wilayah-wilayah perdesaan, dengan melalui aplikasi : Komunitas Digital Kerjasama Antar Desa Indonesia yang disingkat KODIKADI.com, dari desa untuk Indonesia dapat membantu komunitas masyarakat dalam dunia usaha/bisnis dan dapat mempublikasikan produk-produk unggulan daerah ke dunia luar (harapnya).

Dalam Hal ini, Dinas Kominfo Kabupaten Sanggau Sangat Apresiasi  terhadap Aplikasi tersebut guna mendukung serta mempermudah masyarakat dalam mempromosikan produk-produk unggulan dimasing-masing daerahnya, dimana di kabupaten sanggau sendiri telah terbentuk Komunitas lokasi khusus (Lokus), komunitas puncak borneo mengelola literasi digital (LD) kawasan hamparan pertanian di entikong dan sebagian sekayam, komunitas babai cingak mengelola  kawasan hamparan pertanian sebagian sekayam dan beberapa desa kec noyan, komunitas bumi daranante mengelola LD kawasan pariwisata  kecamatan kapuas.

Hadir pada acara launching, Staff Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika RI Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya, Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Kominfo Makassar, Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Kominfo Medan, Kepala Dinas Kominfo Undangan, Perwakilan Diaspora Australia dan Tim Aksi Literasi Digital Berbasis Komunitas.

Penulis : Sukardi