Inilah Petuah Datok Yunus untuk Mahasiswa

Inilah Petuah Datok Yunus untuk Mahasiswa



Citizen Reporter
Relawan Lazismu Kalbar, Juharis

PONTIANAK – Sebuah pepatah tua yang berbunyi “lebih dahulu makan asam garam kehidupan” agaknya telah memberikan banyak makna bagi keseharian kita.

Peribahasa ini sudah barang tentu datang dari orang yang memiliki banyak pengalaman. Satu di antaranya, Datok Yunus.

Bagaimana tidak, pengalamannya melanglang buana sejak muda sudah memberikan banyak pengetahuan kehidupan. Menurutnya ia sudah menjelajah sebagian daerah di Kalbar.

“Saya sudah menjelajah Sintang, Sanggau, Sambas, dan daerah lainnya. Saya bekerja membanting tulang. Kerja apa saja,” ungkapnya menggelora.

Meski sudah tua renta dan tinggal sendiri di rumah berukuran sekitar 3×3 meter, semangatnya bak anak muda. Rumahnya berada di Jl. Dr. Wahidin, Pontianak. 

Pekerjaannya sehari-hari menjaga dan merawat tanah di situ. Menurutnya, tanah tersebut milik orang lain, ia bertugaa menjaga tanah dari tangan-tangan tak bertanggung jawab. Biasanya kata beliau, jika tanah tidak dijaga, banyak orang membuang sampah sembarangan tanpa peduli lingkungan.

Kakek tua berumur 73 tahun ini juga kerap didatangi mahasiswa, wartawan, dan donatur yang turut membantu kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan ceritanya, menjelang lebaran kemarin ia menerima zakat sebanyak enam karung beras. Beras sebanyak itu lantas diberikannya lagi ke masjid untuk disalurkan lagi kepada yang membutuhkan.

“Lebaran kemarin, saya menerima zakat dari banyak orang. Alhamdulillah dapat enam karung. Saya juga berikan ke masjid.” Ia bercerita dan tampak wajahnya yang keriput.

“Saya ini sering didatangi orang. Kadang mahasiswa, masyarakat yang membantu saya. Ngasih makanan, beras, dan banyak lagi. Bahkan ada juga wartawan, saya tidak menyangka akhirnya banyak orang mengenal Datok Yunus.” Ia tertawa menerangkan.