Bupati Sanggau Bersama Forkompimda Ikuti Rakor Kepala Daerah se-Indonesia dan Mendengarkan Arahan Presiden RI

//DISKOMINFO-SGU//
SANGGAU – Bupati Sanggau Paolus Hadi, S.IP, M.Si bersama Forkompimda Kabupaten Sanggau mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Kepala Daerah Seluruh Indonesia dan mendengar pengarahan Presiden RI kepada Kepala Daerah seluruh Indonesia melalui video conference (Vidcon), bertempat di Ruang Rapim VIP Lantai II Kantor Bupati, Senin (17/5/2021).

Hadir dalam kegiatan tersebut Sekretaris Daerah Kabupaten Sanggau Ir. Kukuh Triyatmaka, MM, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sanggau Timotius Yance, S.Kom, Kejari Sanggau Tengku Firdaus, SH, MH, Dandim 1204/Sanggau Letkol Inf. Affiansyah, Kapolres Sanggau AKBP. Raymond M. Masengi, S.Ik, MH,

Pada pelaksanaan Rakor tersebut, Presiden RI Joko Widodo meminta seluruh jajaran di daerah untuk memantau sejumlah parameter penanganan pandemi secara berkala untuk dapat segera mengambil langkah taktis yang cepat dan tepat dalam mengantisipasi peningkatan kasus di daerah.

“Saya minta Gubernur, Bupati, Wali Kota, Danrem, Dandim, Kapolda, Kapolres, Kejati, Kejari, seluruh Sekda dan Asisten semuanya harus tahu angka-angka (parameter) seperti ini di setiap daerahnya sehingga tahu apa yang harus dilakukan,” ujar Presiden saat memberikan pengarahan secara virtual kepada kepala daerah se-Indonesia dari Istana Negara, Jakarta.

Pada masa libur Lebaran tahun ini, data diperoleh bahwa sebanyak 1,5 juta orang tetap melakukan mudik pada kurun waktu 6-17 Mei 2021 di tengah masa peniadaan mudik yang telah disosialisasikan pemerintah. Angka tersebut setara dengan 1,1 persen jumlah penduduk.

Untuk diketahui, sebelum adanya kebijakan peniadaan mudik, sebesar 33 persen masyarakat menyatakan niat untuk mudik ke kampung halaman pada saat lebaran. Sementara setelah dilakukan sosialisasi luas, angka tersebut turun menjadi 7 persen. Angka tersebut mampu ditekan lebih jauh menjadi 1,1 persen melalui penegakan kebijakan peniadaan mudik di lapangan beberapa waktu lalu.

“Memang 1,1 persen kelihatannya kecil sekali, tetapi kalau dijumlah ternyata masih besar, 1,5 juta orang yang masih mudik. Kita harus upayakan agar potensi peningkatan kasus aktif tidak terjadi sebesar tahun-tahun sebelumnya,” kata Presiden.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara mencermati adanya peningkatan kasus penularan di 15 provinsi dalam kurun waktu belakangan ini, yakni di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Maluku, Banten, Nusa Tenggara Barat, Maluku Utara, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Gorontalo.

Sementara itu, parameter pandemi juga dapat dilihat dari rasio keterisian tempat tidur di rumah sakit atau _bed occupancy ratio_ (BOR). Presiden Joko Widodo menargetkan penanganan pandemi dilakukan dengan baik sehingga BOR di rumah-rumah sakit masing-masing daerah berada di bawah 50 persen.

Saat ini, BOR secara nasional telah berada di angka 29 persen yang menggambarkan jumlah pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit kian menurun. Meski demikian, perlu diakui bahwa masih terdapat BOR yang cukup tinggi di beberapa daerah yang tentunya perlu diwaspadai oleh masing-masing kepala daerah.

“Ada beberapa provinsi yang masih di atas 50 persen. Ini tolong semua Gubernur, Bupati dan Wali Kota tahu angka-angka ini. Tiga provinsi hati-hati, Sumatera Utara BOR-nya 56 persen, Kepulauan Riau BOR-nya 53 persen, Riau BOR-nya 52 persen. Kalau yang masuk ke rumah sakit banyak artinya memang harus super hati-hati,” ucapnya.

Kemudian adanya kenaikan mobilitas masyarakat di tempat wisata selama libur Idul Fitri terjadi kenaikan sebesar 38.42% – 100%. Peningkatan keterpakaian hotel di enam wilayah Provinsi yaitu DKI Jakarta, Kepri, Banten, Lampung, Sumatera Utara dan Bali.

Kepala Negara juga mengingatkan kepada kepala daerah untuk hati-hati terkait adanya penyebaran varian baru covid 19 di 7 (tujuh) wilayah provinsi yaitu Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Bali, Sumatera Utara, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Kalimantan Selatan.

“Untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia harus mulai memasuki pemulihan di Tahun 2021 dengan Q2 Tahun 2021 targetnya di atas 7%. Untuk peningkatan penarikan uang kartal periode Idul Fitri 2021 mencapai Rp. 154,5 T (Baik 41,5%) dibanding Tahun 2020,” ujarnya.