823 orang WNI diamankan di

823 orang WNI diamankan di “jalur tikus” selama pandemi COVID-19


Sanggau (ANTARA) –

Selama terjadinya pandemi hingga saat ini,  Satgas Pamtas RI-Malaysia dari Yonif Raider-641/Beruang Hitam berhasil mengamankan sebanyak 832 orang lebih WNI yang pulang dari Malaysia dengan melalui “jalur tikus” atau jalur tak resmi. Jumlah itu belum dengan 53 WNI yang juga berhasil diamankan dalam dua hari ini.

 

“Para WNI tersebut masuk secara berkelompok dan tidak memiliki dokumen resmi perjalanan ke luar negeri baik pada siang maupun malam hari,” kata Dansatgas Pamtas Yonif Raider 641/Bru, Letkol Inf Kukuh Suharwiyono di Pos Kotis Satgas Pamtas RI-Malaysia di Entikong, Kabupaten Sanggau, Kamis.

 

Menurut Kukuh, berdasarkan pengakuan para WNI yang diamankan, hal ini terjadi karena selama di Malaysia mereka bekerja secara ilegal di perkebunan sawit. Kebijakan _lockdown_ yang diberlakukan Pemerintah Malaysia dan tidak adanya pekerjaan lagi di negeri jiran mengharuskan mereka kembali ke Indonesia.

 

“Untuk bulan Juni ini saja, kami telah berhasil mengamankan sebanyak lebih dari 114 orang WNI yang tak memiliki dokumen resmi pulang ke Indonesia melalui hutan dan sampai di perbatasan melalui jalur tikus. Dan saat akan masuk, mereka kami amankan untuk mengikuti pemeriksaan kesehatan sesuai protap kesehatan yang telah ditentukan,” katanya.

 

Kemudian lanjutnya, setelah diperiksa kesehatanya dan masing-masing mendapatkan surat keterangan kesehatan, maka sebelum melanjutkan perjalanannya, pihak Imigrasi Entikong mendata dan mewawancara para WNI tersebut tentang riwayat perjalanan dan barang mereka diperiksa oleh Kantor Bea dan Cukai Entikong.

 

“Mereka saat setelah diamankan wajib mengikuti rangkaian pemeriksaan. Semua WNI yang masuk dari Malaysia akan kami arahkan untuk melewati rangkaian pemeriksaan kesehatan, imigrasi dan bea cukai,” tegasnya.

 

Sementara itu, kata Kukuh lagi, untuk mengurangi resiko terpapar COVID-19, Satgas Yonif R-641 telah melengkapi anggotanya dengan  Alat Pelindung Diri (ADP) berupa baju hazmat, face shield, sarung tangan dan masker. Selain itu, alat pendeteksi suhu tubuh non kontak atau _thermogun_ juga dibekalkan kepada anggota yang berjaga di jalur-jalur tidak resmi. 

 

“Keberhasilan penjagaan wilayah perbatasan ini berkat adanya kekompakan dan kerjasama semua pihak. Dan, saya sangat mengapresiasi dedikasi dan semangat para petugas KKP, imigrasi dan Bea Cukai Entikong yang siap untuk melayani pulangnya WNI bahkan saat di luar jam dinas,” tuntasnya.