Triwulan Pertama 2021, Kasus Stunting di Sanggau Capai 3.754 Kasus

/DISKOMINFO-SGU/

SANGGAU – Bupati Sanggau, Paolus Hadi, S.IP, M.Si memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) dan Sosialisasi tentang Penurunan Angka Stunting dan Rencana Aksi Tahun 2021-2022 yang digelar di Ruang Rapat Lantai II Kantor BAPPEDA Sanggau, Kamis (15/4/2021).

Kegiatan yang di inisiasi oleh BAPPEDA Sanggau itu dihadiri juga Kepala BAPPEDA Ir Yulia Theresia, Ketua TP PKK Ny Arita Apolina, Plt Kepala Dinas Kesehatan Ginting, Kadis Kominfo, Joni Irwanto, Diretur RSUD M.Th Djaman dr. Edy Suprabowo, Kepala Dinsos P3AKB Sanggau, Aloysius Yanto, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sanggau Soedarsono, Kadis Perindagkop dan UM Sanggau Syarif Ibnu Marwan, OPD terkait dan Kepala Puskesmas se-Kabupaten Sanggau.

Kepala Bidang Promosi Kesehatan (Promkes) Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau Najori mengungkapkan data jumlah kasus stunting di Kabupaten Sanggau, untuk Tahun 2020 sebanyak 3.111 kasus dari sasaran balita 44.230 atau 28,50 persen dari jumlah sasaran.

Sementara Tahun 2021 Triwulan I (Januari, Februari, Maret) ada sekitar 3.754 balita yang mengalami stunting atau 21,74 persen dari sasaran 39.861.
“Entri data yang masuk baru 35,34 persen. Nanti kita tunggu sampai akhir tahun,” Ujar beliau.

Bupati Sanggau Paolus Hadi S.IP. M.Si usai memimpin Rakor menyampaikan cukup tingginya angka stunting di Kabupaten Sanggau dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya soal gizi. Oleh karenanya harus ada intervensi soal itu.
“Kalau bicara gizi maka itu terkait Dinas Kesehatan. Kemudian dukungan lain bagaimana gizi itu bisa baik, termasuk unsur makanan yang tersedia, juga akses atau kemudahan masyarakat memperoleh gizi itu”, ungkap Bupati Sanggau.

Menangani stunting, Bupati Sanggau menyampaikan harus dilakukan secara terencana dan baik, terutama persoalan data. Oleh karena itu, data ini harus sinkron dengan kondisi real di lapangan sehingga memudahkan langkah dan strategi menurunkan angka stunting.

“Harus ada langkah strategis. Stunting bisa dilihat dan diukur di masyarakat melalui Posyandu salah satunya. Untuk Sanggau dari 885 Dusun baru 600 Dusun yang sudah memiliki Posyandu. Oleh karena itu kita akan dorong setiap Dusun memiliki Posyandu,” ungkap beliau.

Kemudian, lanjutnya, sasaran strategis untuk menurunkan angka stunting ini adalah melalui pendidikan anak usia dini (PAUD).
“Kita punya PAUD yang masih terdaftar secara Dapodik sebanyak 200 lebih, artinya belum semua dusun. Dengan adanya PAUD ini anak-anak yang mengalami stunting bisa di intervensi pertumbuhannya. Saya juga mendorong Dasawisma kita ini karena Dasawisma ikut berperan menurunkan angka stunting. Ibu-ibu bisa memberikan asupan makanan yang sehat dan bergizi,” ungkap beliau.

Yang tak kalah pentingnya adalah keterlibatan dunia usaha. Melalui CSR mereka bisa membantu menurunkan angka stunting. Misalnya dengan memberikan makanan atau minuman bergizi melalui program CSRnya.
“Artinya ini harus menjadi gerakan bersama untuk menurunkan angka stunting,” pungkasnya.