Loka POM Sanggau Uji Takjil Tahap Pertama, Hasilnya Bebas Dari Bahan Berbahaya

Loka POM Sanggau Uji Takjil Tahap Pertama, Hasilnya Bebas Dari Bahan Berbahaya



TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU Loka POM Sanggau melakukan pemeriksaan takjil di empat lokasi berbeda yakni tiga di Sanggau dan satu di Sekadau.

Hal itu dilakukan untuk mencegah beredarnya jajanan atau takjil mengandung bahan berbahaya di bulan suci ramadan 1441 H.

“Total ada 35 sampel, kita pilih sampel yang dari pengalaman kita ada indikasi ditambahkannya bahan berbahaya oleh penjual,”kata Kepala Loka POM Kabupaten Sanggau, Agus Riyanto, Selasa (5/5/2020).

Loka POM Sanggau Harap Apotek, RS, dan Puskesmas Tarik Obat Lambung Ranitidin

Pemeriksaan yang dilakukan beberapa hari lalu baru satu tahap. Dan hasilnya clear, aman dan takjil yang dijual bebas bahan berbahaya.

“Minggu ini kita akan turun lagi,”tegasnya.

Saat disinggung terkait berapa lama hasil uji takjil bisa diketahui, Agus menjelaskan tidak butuh waktu lama setelah sampel diambil. “Satu jam sudah dapat hasilnya, karena kita melakukan uji cepat menggunakan Rapit Tes KIT,”katanya.

Agus menjelaskan bahwa Loka POM Sanggau biasanya melakukan pemeriksaan tujuh tahap, Mengingat pandemi Covid-19, pihaknya hanya bisa melakukan empat kali tahapan.

“Biasanya kita turun tujuh tahap, tapi karena kondisi corona kita cuma turun empat tahap saja. Minggu lalu sudah turun di Sanggau satu kali, Sekadau satu kali, tiap Minggu kita akan turun cek sampai menjelang lebaran nanti,”jelasnya.

Agus menambahkan ada empat parameter uji bahan berbahaya yang dilakukan, Yakni uji Formalin, Boraks, Rhodamin B, dan Metanyl Yellow. “Dari beberapa sampel yang kita ambil dan uji hasilnya masih aman, negatif semua dari bahan berbahaya,”tegasnya.

Sebagai sarana Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), pihaknya juga membagikan brosur, poster, leaflet baik kepada masyarakat maupun pedagang makanan.

“Kami berharap kepada para pedagang untuk menjual dagangan atau takjil yang berkualitas. Baik dari bahan, proses pembuatan, penyimpanan, maupun saat di serahkan kepada masyarakat sebagai pembeli. Dengan begitu akan terwujudnya masyarakat yang sehat,”ujarnya.