Ketua DPRD Sanggau Ingatkan Soal Pentingnya Kerukunan dan Toleransi Saat Sosialisasi FKUB di Mangkup, Toba

Ketua DPRD Sanggau Ingatkan Soal Pentingnya Kerukunan dan Toleransi Saat Sosialisasi FKUB di Mangkup, Toba


POTO : Ketua DPRD Sanggau Jumadi saat menghadiri sosialisasi FKUB di Aula Dusun Mangkup, Kecamatan Toba (Ist).

radarkalbar.com, SANGGAU – Ketua DPRD Sanggau Jumadi mengingatkan betapa pentingnya toleransi dalam menjaga kerukunan beragama.

“Toleransi yang sudah ada sejak dulu harus terus dijaga dan dirawat. Sebab, toleransi adalah sikap terpuji yang menjadi sumber kekuatan dalam menjaga NKRI,” ungkap Jumadi, saai menghadiri kegiatan sosialisasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), berlangsung di Aula Dusun Mangkup, Kecamatan Toba, Minggu (27/6/2021).

Kegiatan serupa yang mengusung tema “Dengan semangat kerukunan antar umat beragama kita tingkatkan persatuan dan kesatuan bangsa” itu juga digelar di Desa Maju Karya, Kecamatan Parindu.

Selama kegiatan ini berlangs dengan penerapan protokol kesehatan ketat.

Ditambahkan, stilah kerukunan umat beragama identik dengan istilah toleransi. Istilah toleransi menunjukkan pada arti saling memahami, saling mengerti, dan saling membuka diri dalam bingkai persaudaraan.

Dalam konteks ke-Indonesia, kerukunan beragama berarti kebersamaan antara umat beragama dengan Pemerintah dalam rangka suksesnya pembangunan nasional dan menjaga NKRI.

Sekretaris DPC PDI Perjuangan Sanggau itu menjelaskan, Kerukunan antar umat beragama adalah cara atau sarana untuk mempertemukan, mengatur hubungan luar antara orang yang tidak seagama atau antara golongan umat beragama dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Sementara, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Sanggau, Antonius mengatakan kegiatan ini adalah dalam rangka pembinaan terhadap masyarakat dalam kehidupan umat beragama.

“Masyarakat kita khususnya Kabupaten Sanggau memeluk berbagai macam agama, Oleh karenanya kepada masyarakat diimbau untuk saling menjaga toleransi, tidak boleh saling menghina, mengkritisi satu agama dengan agama lainnya,” ingat Antonius.

Menurut Antonius, jika hal tersebut terjadi maka di khwatirkan terjadi konflik di daerah. dan ketika daerah dilanda konflik maka masyarakat juga merasakan akibatnya.

Pewarta : Abin.