Bali – Kepolisian Daerah (Polda)
Bali memastikan bahwa penanganan pascabencana tidak hanya berhenti pada proses
evakuasi korban, tetapi juga menyentuh pemulihan kondisi masyarakat terdampak.

Polri bersama instansi terkait
menyalurkan bantuan logistik, mendirikan posko darurat, serta menyiapkan
program trauma healing bagi para pengungsi, terutama anak-anak dan keluarga
korban.

Trauma healing menjadi perhatian
penting karena bencana alam tidak hanya menimbulkan kerugian fisik, tetapi juga
berdampak pada psikologis masyarakat. Melalui tim psikolog kepolisian, Polri
berupaya membantu para pengungsi mengatasi rasa takut, cemas, dan stres yang
muncul akibat banjir dan longsor.

Program ini akan dilaksanakan
secara berkelanjutan di lokasi pengungsian hingga kondisi masyarakat dinilai
stabil. 
Tidak hanya fokus pada
penyelamatan fisik, Polri juga menaruh perhatian pada kondisi psikologis para
korban.

Kapolda Bali menegaskan bahwa Polri akan terus mendampingi masyarakat
hingga situasi benar-benar pulih.

“Kami tidak hanya hadir untuk
mengevakuasi dan memberikan bantuan logistik, tetapi juga memastikan pemulihan
mental warga. Trauma healing menjadi bagian penting agar masyarakat terdampak
dapat kembali bangkit,” ujarnya.

Kehadiran Polri dalam penanganan
bencana ini diharapkan mampu memberikan rasa aman sekaligus mempercepat
pemulihan masyarakat Bali yang terdampak.

Dengan
sinergi lintas instansi dan dukungan penuh masyarakat, proses pemulihan
pascabencana diyakini dapat berjalan lebih cepat dan menyeluruh.


Share.
Exit mobile version