Kepolisian
Republik Indonesia (Polri) menegaskan komitmen kuatnya dalam mewujudkan Asta
Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya peningkatan gizi anak bangsa, melalui
akselerasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Bukti konkretnya adalah
peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan
Gizi (SPPG) Lapak Kampir di Kelurahan Kanigoro, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun,
pada Jumat (8/8/2025) sore.

Acara yang
dipimpin langsung oleh Irwasum Polri Komjen Pol Prof. Dr. Dedi Prasetyo, SH,
MHum, MSi, MM ini dihadiri jajaran Forkopimda Kota Madiun, tokoh agama, tokoh
masyarakat, kepala sekolah penerima manfaat, dan perwakilan instansi terkait.

SPPG
Kanigoro, dibangun dengan anggaran sekitar Rp1,9 miliar hasil sinergi dengan PT
Arya Motor Indonesia dan ditargetkan selesai dalam 45 hari, akan beroperasi
pada Oktober 2025 untuk melayani 4.103 siswa SD dan SMP penerima program MBG di
Kota Madiun, dengan bahan baku bersumber dari pasar tradisional dan UMKM
setempat.

Aksi di
Madiun ini bukanlah kegiatan insidental, melainkan bagian dari lompatan
strategis Polri secara nasional. Baru pada 6 Agustus 2025 di Malang, Polri
telah meresmikan 8 SPPG operasional sekaligus melakukan groundbreaking 205 unit
baru secara serentak di seluruh Indonesia.

Perkembangannya
hingga Agustus 2025 menunjukkan akselerasi signifikan: 27 unit SPPG telah
beroperasi melayani 86.777 penerima manfaat per hari dan menyerap 1.344 tenaga
kerja, 34 unit dalam persiapan akhir operasional, 155 unit tahap konstruksi,
serta tambahan 205 unit yang memulai pembangunan hari ini.

Total 421
SPPG ini akan menjadi tulang punggung distribusi gizi bagi 1,47 juta orang per
hari ketika seluruhnya beroperasi. Polri menargetkan penyelesaian 500 SPPG pada
akhir 2025 dan akan memperluas menjadi 1.000 unit pada tahun 2026.

Polri
melalui Irwasum Komjen Pol Dedi Prasetyo menekankan dua pilar utama
keberhasilan program. Pertama, komitmen mutu tinggi melalui mekanisme Security
Food Test yang wajib dijalankan tim medis Polri (Pusdokkes, Bidokkes Polda,
Urkes Polres) pada setiap produksi makanan.

“Ini adalah
pembeda SPPG Polri: setiap produksi makanan wajib melalui uji keamanan untuk
menjamin standar higienis tertinggi, mencegah keracunan, dan memastikan gizi
yang aman untuk penerima manfaat,” tegas Dedi Prasetyo.

Kedua,
strategi kolaborasi Penta Helix yang berkelanjutan, melibatkan Pemerintah
(TNI-Pemda-K/L), Akademisi (ahli gizi, pangan, kesehatan), Bisnis (UMKM,
koperasi, kelompok tani), Masyarakat (relawan, pengelola Yayasan Komunitas
Bantu/YKB), dan Media dalam diseminasi informasi. Pendekatan holistik ini
dirancang untuk memutus rantai stunting melalui intervensi gizi tepat sekaligus
menggerakkan ekonomi lokal.

Keberadaan
SPPG memberikan dampak multidimensi. Walikota Madiun Dr. Drs. H. Maidi, SH, MM,
M.Pd menyambut antusias, menyatakan bahwa SPPG tidak hanya memastikan anak-anak
mendapat asupan bergizi, tetapi juga menjadi bagian integral dari strategi
ketahanan pangan dan peningkatan kualitas lingkungan kota.

“Dapur gizi
ini juga menjadi bagian dari upaya menurunkan suhu kota, meningkatkan oksigen,
dan menggerakkan ekonomi lokal. Semua harus saling terhubung demi Madiun yang
sehat, hijau, dan mandiri pangan,” jelas Maidi.

Irwasum
Polri mengajak seluruh rakyat Indonesia bersinergi: “SPPG adalah bukti POLRI
hadir membangun masa depan bangsa. Mari sukseskan program ini bersama demi
generasi sehat yang akan memimpin Indonesia Emas 2045.”

Program
SPPG menjadi investasi nyata Polri untuk mempercepat pencegahan stunting dan
mewujudkan ketahanan pangan serta SDM unggul, mencerminkan presisi Polri dalam
mendukung cita-cita nasional.

#SPPGAkselerasi
#PolriPresisiUntukBangsa #AstaCitaPrabowo #IndonesiaEmas2045


Share.
Exit mobile version