Pemda Sanggau Terus Berupaya Maksimal Turunkan Kasus DBD – Kalimantan Today

Pemda Sanggau Terus Berupaya Maksimal Turunkan Kasus DBD – Kalimantan Today


Foto—Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Ginting

 

KALIMANTANTODAY, SANGGAU. Jumlah total kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sanggau per 27 November 2023, sebanyak 354 kasus. Sebanyak 12 orang di antaranya meninggal dunia. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau.

“Kasus terbanyak di Kecamatan Kapuas, 108 kasus. Yang meninggal yang paling banyak itu di Tayan Hulu, 5 orang,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sanggau, Ginting, Senin (27/11/2023).

Ia menyebut upaya Pemda Sanggau sudah cukup maksimal. Dengan ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), Ginting menyebut semua tim sudah bergerak. Baik lintas sektor, mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan, sampai ke desa.

“Sekarang ini semuanya sudah ambil bagian masing-masing. Harapan kita kasus bisa menurun. Masyarakat juga sudah ikut ambil bagian dalam pemberantasan sarang nyamuk. Jadi kita selalu memberikan edukasi masyarakat. Butuh peran serta semua pihak. Terutama melaksanakan program 3M Plus,” ungkapnya.

Ginting menegaskan, status KLB berlaku hingga 28 hari ke depan sejak ditetapkan pada 17 November 2023 lalu. Setelah itu, status tersebut akan ditinjau kembali dengan melihat dinamika kasus DBD yang ada. “Apakah kembali ke kondisi biasa atau KLB diperpanjang,” imbuhnya.

Meski mengakui jumlah DBD di Sanggau tinggi, namun Ginting mengungkapkan jumlah tersebut masih lebih rendah dari kabupaten lain se-Kalimantan Barat. Kabupaten Sanggau masih di urutan 9 dalam jumlah kasus DBD. Nomor satu Kabupaten Kubu Raya dengan 1000 lebih kasus.

“Artinya memang sekarang ini lagi musimnya. Tapi kalau kita lihat progresnya. Ini kan pekan ke-48. Kalau kita lihat grafiknya ini mudah-mudahan terjadi penurunan,” ucapnya.

Mengenai target, Ginting berharap dalam waktu dekat paling tidak grafik kasus DBD di Kabupaten Sanggau, mendatar.

“Setelah mendatar, berarti sudah terkendali. Begitu terkendali kita berusaha untuk menurunkan. Itu dari jumlah kasus. Yang kedua, kita mencegah kematian dengan cara mengoptimalkan pelayanan kesehatan bagi penderita,” pungkasnya. (ram)