Pemkot Pontianak luncurkan mesin ADM memudahkan masyarakat cetak adminduk

Pemkot Pontianak luncurkan mesin ADM memudahkan masyarakat cetak adminduk



Pontianak (ANTARA) – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil  (Disdukcapil) Kota Pontianak, meluncurkan sebuah mesin Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM) untuk memudahkan masyarakat mencetak sendiri berbagai dokumen administrasi kependudukan (adminduk).

“Penyediaan fasilitas mesin ADM ini untuk memberikan pelayanan yang cepat dan mudah bagi warga Kota Pontianak terutama berkaitan dengan adminduk,” kata Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, di Pontianak, Rabu.

Dia menjelaskan, penggunaan mesin ADM ini pun sangat mudah, yakni cukup melakukan scan QR code atau finger print, maka mesin ini secara otomatis mengeluarkan lembaran dokumen maupun kartu identitas sesuai dengan yang masyarakat atau pemohon inginkan.

Edi menambahkan, penyediaan fasilitas mesin ADM ini untuk memberikan pelayanan yang cepat dan mudah bagi warga Kota Pontianak terutama berkaitan dengan administrasi dukcapil.

“Masyarakat cukup dengan mengscan QR code yang mereka terima melalui email, mesin ini langsung mencetak secara otomatis dokumen yang diperlukan,” ujarnya.

Sementara ini, lanjutnya, mesin ADM yang disediakan baru satu unit yang ditempatkan di Kantor Disdukcapil Kota Pontianak. Namun ke depan, pihaknya akan memperbanyak mesin ADM yang akan ditempatkan di kantor-kantor camat dalam rangka memudahkan dan mempercepat pelayanan adminduk bagi masyarakat yang jaraknya jauh dari kantor Disdukcapil.

“Ke depan kita akan membeli lagi mesin ini untuk ditempatkan di Kecamatan Pontianak Utara dan Barat yang jauh dari pelayanan pusat,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi Kalimantan Barat, Yohanes Budiman mengatakan bahwa ada tiga kabupaten, selain Kota Pontianak yang sudah dapat bantuan mesin ADM dari pusat, yakni Melawi, Sintang, dan Kapuas Hulu, namun sampai saat ini belum berjalan dengan efektif.

“Yang menghambat keefektifan penggunaan mesin ADM untuk ke seluruh wilayah yang ada di Kalbar karena koneksi jaringan yang kurang stabil,” katanya.