Patroli patok batas Indonesia-Malaysia menggunakan kamera udara

Patroli patok batas Indonesia-Malaysia menggunakan kamera udara



Kapuas Hulu (ANTARA) – Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII/Tanjungpura Mayjen TNI Sulaiman Agusto mengatakan patroli patok batas negara di sepanjang perbatasan RI-Malaysia wilayah Kalimantan Barat rutin dilaksanakan, bahkan patroli juga dilakukan menggunakan kamera udara atau drone.

“Patok itu dijaga di patroli setiap saat, baik secara fisik mau pun pakai drone, jika pun ada kerusakan segera kita perbaiki,” kata Mayjen TNI Sulaiman Agusto, saat kunjungan kerjanya ke daerah perbatasan, wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Minggu.

Disampaikan Sulaiman, yang perlu diawasi apabila ada kegiatan perusahaan perkebunan kelapa sawit, jangan sampai merusak patok batas.

Salah satunya yang terjadi baru-baru ini, patok batas rusak akibat pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit milik Malaysia, namun sudah diperbaiki dan di pasang kembali.

“Pekerjanya itu orang Indonesia, tetapi sawit punya Malaysia, kemungkinan saat beraktivitas tidak melihat patok batas, namun kerusakan kemarin itu sudah di perbaiki,” tuturnya.

Meski pun demikian, Sulaiman menegaskan kegiatan perkebunan kelapa sawit di daerah perbatasan akan tetap diawasi, hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi lagi kerusakan patok batas.

“Jika ada pekerjaan perusahaan sawit kita awasi, kita tunggui, sehingga tidak sampai merusak patok,” tegas Sulaiman.

Terkait kondisi patok batas, Komandan Satuan tugas pengamanan perbatasan RI-Malaysia (Dansatgas Pamtas) RI-Malaysia, Yonif 144/JY Letkol Inf Andri Suratman, dalam paparnya saat Rapat koordinasi dengan Tim Kemenko Polhukam, di Gedung DPRD Kapuas Hulu, Selasa (8/3) baru-baru ini menyatakan dari 2.416 patok batas di tiga kabupaten wilayah Timur Kalimantan Barat terdapat 77 patok diantaranya kondisi rusak, sedangkan 144 patok batas dinyatakan hilang.

Menurut dia, patok batas yang hilang tersebut disebabkan banyak faktor diantaranya karena faktor alam.

“Berkali-kali kami melakukan patroli memastikan keberadaan patok batas, namun tidak ditemukan dan kami nyatakan 144 patok batas RI-Malasyia hilang. Itu sudah kami sampaikan secara berjenjang kepada pimpinan,” kata Andri.