Categories: Antaranews

BKKBN: Sekitar 37 persen remaja putri Indonesia potensi alami anemia



Pontianak (ANTARA) – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo mengatakan, sekitar 37 persen remaja putri Indonesia berpotensi mengalami kekurangan zat besi dan mengakibatkan sel darah rendah atau biasa disebut penyakit anemia.

“Anemia itu penyebabnya karena kekurangan darah kepada penderita terutama kepada remaja putri, di mana vitamin di dalam sel darah merah atau Hemoglobin atau HB-nya kurang dari 11,5 persen,”  kata Hasto Wardoyo saat mengelar zoom meeting, Jumat.

Kemudian, menurut dia setelah hamil, mereka ini 48 persen mengalami anemia, itulah sebabnya mengapa calon pengantin khususnya untuk putri perlu dilakukan pemeriksaan tiga bulan sebelum melangsungkan pernikahan.

Dia mengatakan penyakit anemia ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, karena itu akan mengakibatkan para calon ibu itu akan melahirkan anak-anak yang kurang sehat dan pertumbuhan bayinya tidak subur, bahkan bisa stunting (kerdil) sejak dalam kandungan.

“Ada tiga kerugian yang diakibatkan stunting, pertama, bertubuh pendek,  dengan tubuh pendek itu sudah pasti mereka tidak bisa menjadi TNI/Polri,  daya intelektualnya rendah dan sudah pasti mereka ini tidak bisa bersaing. Dan ketiga, orang yang mengalami stunting pada umumnya berumur 45 tahun sudah sering mengalami sakit-sakitan berpotensi terkena kencing manis, darah tinggi dan stroke,” ujarnya.

Dia mengatakan, melalui peluncuran pendampingan, konseling dan pemeriksaan kesehatan tiga bulan pranikah sebagai upaya pencegahan stunting dari hulu kepada calon pengantin ini BKKBN bersama Kementerian Agama dan seluruh stakeholder ingin menurunkan angka stunting. Di mana saat ini secara nasional angka stunting nasional masih di atas 20 persen.

“Terkait hal itu, bapak Presiden Joko Widodo mewajibkan pemerintah daerah agar menurunkan angka stunting harus di bawah 20 persen,” katanya.

Apa yang dicapai oleh DIY, Bantul, diharapkan menjadi percontohan daerah lain di Indonesia, di mana angka stuntingnya jauh di bawah 20 persen atau sebesar 14 persen, katanya.

“Dengan pemeriksaan kesehatan tiga bulan pranikah maka para calon pengantin khususnya 37 persen remaja putri yang anemia itu dapat melakukan koreksi dan memperbaiki kesehatannya,” katanya.

 




Bagikan

Berita Terbaru

  • Tribun Pontianak

Cegah Penyakit Rabies, Disbunnak Sanggau Vaksinasi Ratusan Hewan

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Sanggau melaksanakan vaksin hewan di Desa Bantai, Kecamatan Bonti, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Kamis 2 Mei 2024."Jumlah populasi hewan kesayangan tercatat (anjing dan kucing serta kera)…

18 jam lalu
  • Polres Sanggau

Bhabinkamtibmas Polsek Toba Ajak Warga Jaga Keamanan Lingkuangan

Polres Sanggau - Bhabinkamtibmas Polsek Toba Bripka Gusti Harbai Amri melakukan kegiatan sambang di Desa Kampung Baru Kecamatan Toba Kabupaten Sanggau.Kegiatan ini menjadi bagian penting dalam membangun sinergitas dan kemitraan antara anggota Polri dan masyarakat.Bripka Gusti Harbai…

1 hari lalu
  • Polres Sanggau

Bhabinkamtibmas Polsek Jangkang Sampaikan Pesan Kamtibmas kepada Warga

Polres Sanggau - Bhabinkamtibmas Polsek Jangkang Polres Sanggau Polda Kalbar Brigpol Yosef Jono melaksanakan kegiatan sambang ke Masyarakat di Desa Semirau Kecamatan Jangkang Kabupaten Sanggau.Dalam kegiatan tersebut, Bhabinkamtibmas tidak hanya mendekatkan diri kepada warga, tetapi juga menyampaikan…

1 hari lalu
  • Polres Sanggau

Penyerahan Bantuan Sembako kepada Korban Kebakaran oleh Ketua Bhayangkari Ranting Parindu

Polres Sanggau - Bertempat di Kantor Desa Pusat Damai Kec Parindu Kab. Sanggau telah dilaksanakan kegiatan Penyerahan Bantuan Sembako kepada Korban Kebakaran oleh Ketua Bhayangkari Ranting Parindu Ny. Monica Hutajulu.Kegiatan diikuti Kapolsek Parindu Ipda Pintor Hutajulu, Anggota…

1 hari lalu