Categories: Antaranews

King of Borneo serukan pelestarian alam melalui album perdana “Mamiara Banua”


Kapuas Hulu (ANTARA) – King of Borneo, band asal Kapuas Hulu yang merupakan kabupaten perbatasan Indonesia-Malaysia wilayah Kalimantan Barat menyerukan pelestarian alam melalui album perdananya yang berjudul “Mamiara Banua”.

Lagu berjudul “Mamiara Banua” tersebut diambil dari bahasa Suku Dayak Taman dan Tamambaloh yang memiliki arti memelihara daerah atau tempat dengan tema pelestarian dan apresiasi terhadap alam yang eksistensinya secara perlahan mulai terancam.

“Mamiara Banua berarti memelihara tempat. Lewat Album itu kami ingin menegaskan bahwa alam sebagai pemberi kehidupan dan perlu kita dijaga secara kolektif,” kata vokalis King of Borneo Odi kepada ANTARA, di Putussibau Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Selasa.

Disampaikan Odi, proses penggarapan album berlangsung selama kurang lebih tiga tahun dan dilakukan secara swadaya.

“Butuh waktu tiga tahun kami garap album perdana itu, karena kami lakukan secara swadaya,” ucapnya.

Sementara itu, penulis lagu yang juga gitaris King of Borneo Aday berharap melalui lagu berjudul Mamaria Banua itu dapat mengingatkan umat manusia pentingnya menjaga alam semesta.

“Alam penting kita jaga untuk keberlangsungan kehidupan manusia dan anak cucu kita mendatang, apalagi Kapuas Hulu merupakan kabupaten konservasi, jadi keseimbangan kehidupan alam dan manusia tidak bisa dipisahkan,” jelasnya.
 

Caption: Peluncuran album perdana King of Borneo dengan judul “Mamiara Banua” di di Lapangan Tenis Sutra, di Putussibau ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Sabtu (29/1/2022). ANTARA/HO-Dok King of Borneo (Teofilusianto Timotius)

Aday menceritakan bukanlah suatu yang mudah bagi King of Borneo menggarap album perdananya itu, ditengah keterbatasan King of Borneo ingin menyampaikan pesan melalui sebuah lagu tentang kelestarian alam borneo.

“Semoga dengan diluncurkannya album perdana kami dapat menumbuhkan semangat rekan-rekan seniman, untuk tetap berkarya tidak terhalang oleh keterbatasan,” kata Aday.

Dalam karya album perdana tersebut King of Borneo juga didukung oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas Hulu, pegiat lingkungan dari kalangan NGO, serta pelaku bisnis (Bentang Rasa Coffee, Global Printing, Dreams Team, Kusemengat Official dan Distro House) yang ada di Kapuas Hulu.

Band King Of Borneo dibentuk pada Tahun 2016 dengan personil Odi (Vokalis), Aday (Gitaris), Deddy (Bassis), dan Awigk (Drummer).

Album Mamiara Banua berserta merchandise telah tersedia di akun Instagram resmi band @kingofborneoband.




Bagikan

Berita Terbaru

  • Antaranews

Satu blok ruko di Pasar Bodok Sanggau Kalbar hangus terbakar

Sanggau (ANTARA) - Sebanyak satu blok atau 25 rumah toko (ruko) di pasar Bodok, Desa Pusat Damai, Kecamatan Parindu, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat ludes dilahap si jago merah, Jumat (26/4/2024) sekira pukul 23.00 WIB.Kapolres Sanggau,…

39 menit lalu
  • RUAITV

28 Unit Ruko di Pasar Bodok Ludes Terbakar

SANGGAU, RUAI.TV – Peristiwa kebakaran yang terjadi sekitar pukul 23.00 Wib di Pasar Bodok Jalan Raya Bodok Dusun Bodok, Desa Pusat Damai, Kecamatan Parindu, Kabupaten Sanggau mengakibatkan 28 unit ruko ludes terbakar, Jumat malam 26…

2 jam lalu
  • Radar Kalbar

25 Ruko di Pasar Bodok Hangus Terbakar, Dugaan Sementara Ini Penyebabnya – Radar Kalbar

FOTO : saat kebakaran terjadi yang menghanguskan 25 ruko di pasar Bodok, Kecamatan Parindu, Kabupaten Sanggau [ist]pewarta / editor : sery tayanSANGGAU – radarkalbar.comSEDIKITNYA satu blok atau 25 rumah toko (ruko) di pasar Bodok, Desa…

4 jam lalu
  • Radar Kalbar

Pasar Bodok Terbakar – Radar Kalbar

FOTO : kebakaran yang menghanguskan sejumlah ruko di komplek pertokoan pada pasar Bodok, Kecamatan Parindu, Kabupaten Sanggau, pada Jumat tanggal 26/4/2024 [tangkapan layar]pewarta / editor : tim redaksiSANGGAU – radarkalbar.comKEBAKARAN hebat melanda komplek pertokoan pada…

11 jam lalu