Yosafat

Bupati Sanggau Ajak Dan Dukung Kembangkan Semua Etnis Dan Budaya Di Sanggau


SANGGAU – Mengenakan pakaian adat Jawa lengkap dengan blankon, Bupati Sanggau Paolus Hadi, S.IP., M.Si bersama jajaran Forkompimda menghadiri ritual tolak bala yang diselenggarakan paguyuban Jawa yang tergabung dalam Guyub Gawe Guno (G 3) Kabupaten Sanggau, Kamis (30/12) malam. Hadir juga Sekretaris Paguyuban Jawa Kalimantan Barat (PJKB) Edy Suhairul, Ketua G 3 H. Sugiman, para tokoh etnis lain yang ada di Sanggau.

Usai menghadiri ritual tolak bala, Bupati Paulus Hadi, S.IP., M.Si menyampaikan harapannya semakin banyak kelompok masyarakat yang mendoakan Sanggau agar semakin baik dengan harapan segala bencana seperti halnya Covid-19 ini secepatnya berlalu.
“Hari ini G 3 menggelar ritual tolak bala yang dibarengi dengan wayangan. Untuk saya kegiatan ini sangat luar biasa walaupun dalam suasana Covid-19 kita tetap suport tapi dengan syarat tetap patuhi protokol kesehatan, dan mudah-mudahan doa kita supaya Covid-19 ini cepat berlalu direstui oleh Tuhan Yang Maha Kuasa,” Bupati Sanggau.

Pada kesempatan itu ia juga menantang etnis lain segera menunjukan jati diri karena Pemerintah Kabupaten Sanggau sangat peduli dengan pengembangan etnis dan budaya nusantara yang ada di Kabupaten Sanggau.
‘Saya merasa sangat bangga karena etnis dan budaya nusantara yang ada di Sanggau ini terus berkembang. Bapak-ibu boleh cek Pemkab mana yang mendukung anggaran ratusan juta untuk hal-hal begini, kalaupun ada paling hanya terfokus satu etnis saja,” ungkap Paolus Hadi, S.IP., M.Si yang kemudian disambut tepuk tangan dari etnis Jawa yang mendengarkan sambutannya.

Ketua Panitia ritual adat jawa dalam doa tolak bala tahun 2021, H. M. Yusuf dalam sambutannya menyampaikan kegiatan ritual tolak bala merupakan kerjasama Paguyuban Jawa yang didukung oleh Bupati Sanggau melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sanggau

Dikatakan Yusuf, kekompakan antar etnis dan suku harus tetap dipelihara, apalagi mengingat banyak etnis yang merantau di Sanggau.
“Kekompakan harus tetap kita jaga, jangan ada huru hara di tempat kita ini,” harapnya.

Dijelaskan Yusuf, sejak Covid-19 melanda Sanggau, sudah dua tahun Paguyuban Jawa tidak pernah lagi mengadakan kegiatan wayangan.
“Akhirnya pada ujung tahun ini kita bisa melaksanakan ritual tolak bala yang dilaksanakan Paguyuban Jawa,” terangnya.

Sekretaris Umum Paguyuban Jawa Kalimantan Barat (PJKB) Edy Suhairul menjelasan, PJKB adalah rumah besar dari etnis Jawa yang ada di Kalimantan Barat, khususnya yang berasal dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jogyakarta, kecuali Jawa Barat dan Madura yang mempunyai organisasi sendiri.
“Tujuan PJKB ini adalah untuk menjalin silaturahmi, komunikasi dan merawat budaya, termasuk ritual tolak bala yang kita laksanakan hari ini adalah bagian dari upaya kami merawat budaya. Kami berharap tradisi ini tidak hilang dan terus dijaga sebagai sebuah kekayaan budaya nusantara yang ada di Sanggau,” pungkaanya.

Diakhir acara, dibacakan doa tolak bala yang disampaikan Ustazd Amin.