Staf Daerah Petro Kimia Gresik di Kalbar Gandeng GP Ansor, PMII, Minang Ratu dan Pewarsa Serahkan Bantuan Banjir di Lima Lokasi Banjir di Sanggau

Staf Daerah Petro Kimia Gresik di Kalbar Gandeng GP Ansor, PMII, Minang Ratu dan Pewarsa Serahkan Bantuan Banjir di Lima Lokasi Banjir di Sanggau


Foto–Aksi Peduli Korban Banjir di Kabupaten Sanggau Perwakilan Staf Petro Kimia Gresik di Kalbar, Rumah Makan Minang Ratu, GP Ansor dan Pewarsa, Jumat (19/11/2021)—Kiram Akbar

 

KALIMANTAN TODAY, SANGGAU. Penyaluran bantuan untuk warga terdampak banjir di Kabupaten Sanggau masih terus mengalir. Kali ini datang dari staf daerah PT. Petro Kimia Gresik di Kalbar, Jumat (19/11/2021).

Bekerjasama dengan Banser NU, Rumah Makan Minang Ratu, Gerakan Pemuda (GP) Ansor, dan Persatuan Wartawan Sanggau (Pewarsa) menyalurkan bantuan berupa 300 paket sembako berisi beras, minyak goreng, telur, mie instan, dan baju layak pakai ke lima titik lokasi banjir di Kabupaten Sanggau.

“Liku, Pudu, Beringin, Sungai Sengkuang dan Sungai Ranas. Ini iuran seluruh karyawan Petro Kimia Gresik. Semoga bermanfaat,” kata Sio Suranaga di sela-sela penyerahan bantuan di Pudu, Kecamatan Kapuas, Jumat (19/11/2021).

Sementara itu, Sy Edi Darmawan selaku Koordinator Lapangan (Korlap) dalam aksi penduli itu menyebut, ada 300 paket sembako yang dibagikan kepada warga korban banjir di lima titik di Kecamatan Kapuas.

Bantuan diserahkan langsung ke lokasi banjir menggunakan speed boat, mengingat lokasi tersebut tak mungkin dilalui melalui jalur darat.

Ketua Pewarsa Abang Indra mengatakan, bantuan yang diberikan ini sebagai wujud kepedulian dan kepekaan sosial terhadap warga korban banjir.

“Semoga wujud empati, kepedulian ini bisa meringankan beban saudara-saudara kita yang menjadi korban banjir,” ucapnya.

Indra juga berharap, semakin banyak pihak yang mengulurkan tangannya untuk membantu warga korban banjir di Kabupaten Sanggau.

Ketua RT Pudu, Salamit mengaku bersyukur dan berterimakasih atas bantuan tersebut. ia mengatakan semua Kepala Keluarga (KK) di RT tersebut terendam. Jumlahnya 72 KK. Sebagian mereka, kata dia, ada yang mengungsi, ada pula yang masih bertahan di rumah.

“(yang bertahan di rumah) Mereka bikin panggung di rumahnya,” ungkap Salamit.

Untuk konsumsi, kata Salamit, didrop dari dapur umum yang didirikan di RT tersebut. Ia mengaku dapur umum itu sudah beroperasi selama dua pekan.

“Warga ada yang makan di sini (dapur umum) ada yang kita drop langsung. Kalau ada lebihnya kita bagikan lagi,” ujarnya.

Salamit mengaku banjir yang kali ini terjadi merupakan yang terbesar dan terlama. Meski lokasi RT Pudu berada di bantaran sungai, Salamit mengaku banjir sebelumnya tak pernah selama ini.

“Paling-paling satu Minggu banjir sudah surut. Kali ini terbesar dan terlama,” akunya.

Ia berharap banjir bisa segera surut dan masyarakat dapat beraktivitas kembali. (Ram)