Signal di Kecamatan Bonti tak stabil penyerapan PK21 jadi masalah

Signal di Kecamatan Bonti tak stabil penyerapan PK21 jadi masalah


Sanggau (ANTARA) – Kasi Kesejahteraan Rakyat Kecamatan Bonti Kabupaten Sanggau, Yuliana Anita selaku manajer pengelola data Pendataan Keluarga 2021 (2021) Kecamatan Bonti saat dihubungi menyebutkan di Kecamatan Bonti untuk signal telekomunikasi di beberapa desa masih lemah, bahkan di Kota Kecamatan Bonti sendiri sering kali  terjadi ketidak stabilan signal yang bisa berlangsung sampai 5-7 hari sehingga ini sangat menganggu dan penyerapan pencapaian PK21 menjadi bermasalah.

“Jadi, hampir sama dengan Kabupaten lain permasalahan yang dihadapi adalah yang pertama Signal. Di Kecamatan Bonti ini ada 9 desa, jadi dari 9 desa itu hanya ada 2 desa yang Signal nya sangat  kuat sedangkan 7 desa nya ada 2 kondisi, ada yang bersignal dan ada tidak sama sekali bersignal, hal itu mempengaruhi dalam hal penginputan data,” kata Yuliana di Sanggau, Kamis.

Ia mengatakan, solusi atau langkah kita untuk mengatasi masalah tersebut, “

Untuk mengatasi hal itu, ia bersama teman-teman di lapangan telah mengumpulkan kepala desa untuk membantu, mendukung dan mensport kegiatan itu dengan memperbanyak formulir sehingga para kader melakukan dua metode yaitu Computer Assisted Personal Interviewing (PAPI) dan Computer-Assisted Personal Interview (CAPI) di 9 desa tersebut.

“Karena hal tersebut untuk mengantisipasi hal hal kesulitan dalam penginputan. Jadi permasalahan yang sama signal yang kedua infrastruktur untuk kedusun dusun itu juga pembangunan sana yang masih jauh yang berkaitan dengan penginputan data ini,” katanya.

Menurutnya ketidak stabilan signal itu sangat mempengaruhi pada saat penginputan. “Maka kami di bulan pertama pada bulan April kami masih 0 persen pada awal bulan Mei baru bisa terbaca oleh server, bahkan sampai tanggal 29 Mei ini baru 25 persen ini masih sangat terlalu rendah capaian nya untuk kabupaten Sanggau tapi tidak yang terendah masih ada lagi Kecamatan lain yang paling rendah,” ujarnya.

Ia menambahkan, para kader pendata sudah kerja seoptimal mungkin karena ada beberapa yang mengalami atau tidak mau menginput dengan alasan ada perbandingan nilai dari PAPI yang diisi para kader, karena ada pembanding pembanding pekerjaan lain, itu mempengaruhi dan di kembalikan lagi kepada SDM dari si kader itu sendiri bangaimana menyikapi pendataan ini.

“Menurut pendapat saya Pendataan Keluarga ini lebih kepada kegiatan- kegiatan yang bertujuan dengan kegiatan sosial. Jadi perlu ada sedikit rasa sosial kita untuk mendata. Karena begitu data masuk banyak masyarakat kita yang kurang mampu dan itu nampak sekali pada saat pengisian formulir penginputan dan dapat terakses atau terdata,  tapi itu tadi kita kembalikan ke SDM dan mental para kader itu sendiri,” tutup Yuliana Anita.

Baca juga: Sanggau capaian PK21 masih rendah karena baru 60 persen desa terjangkau signal
Baca juga: Di beberapa daerah di Kalbar kegiatan PK 2021 terkendala oleh jarak
Baca juga: BKKBN Kalbar sambangi kabupaten/kota yang rendah capaian PK21