radarkalbar.com, SANGGAU-Raja Sanggau Pangeran Ratu Surya Negara Drs H Gusti Arman M Si mengatakan makna peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang pada tanggal 1 Juni tiap tahunnya, tidak lain untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Diketahui, pada tanggal 30 September 1965 silam telah terjadi upaya dari Partai Komunis Indonesia (PKI) merongrong Ideologi Pancasila.
Menurut pria yang akrab disapa Pak Teh ini, semangat Kesaktian Pancasila harus digelorakan terus. Dan generasi muda harus mengetahui sejarah kelam bangsa ini saat itu.
Indonesia terdiri dari banyak suku, agama dan lainnya yang dapat menyatukan mereka tak lain adalah Pancasila.
“Kita ketahui bersama Pancasila itulah negara bisa menjadi kuat dan masyarakat adil dan makmur. Ini harus kita gelorakan. Karena bahaya, negara ini kan multi agama, suku banyak pulau banyak, jadi hanya kesaktian Pancasila yang menjadi pemersatunya,” ujar pria yang terbilang cukup vokal ini, Senin (1/6/2020).
Dipaparkan, pada saat itu ada enam orang jenderal TNI dan seorang perwira berpangkat Kapten serta beberapa orang lainnya dibunuh oleh PKI. Lalu, pemerintah orde baru kemudian menetapkan pada tanggal 30 September sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September dan tanggal 1 Juni menjadi Hari Kesaktian Pancasila.
” Jadi sejarah ini mesti menjadi sebuah momentum bagi generasi muda saat ini untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan,” pintanya.
Baca juga
Ditambahkan, saat pandemi COVID-19 saat ini tentunya momentum peringatan Hari Kesaktian Pancasila mesti dimaknai dengan seksama. Bagaimana semua elemen di Kabupaten Sanggau bersatu bersama percepatan penangan sebaran COVID-19 ini.
“Tak ada tawar menawar Pancasila merupakan pemersatu bangsa. Jadi setiap upaya yang mencoba merongrong ideologi negara, mesti dihadapi bersama-sama. Saya berharap dengan momen peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini, Indonesia semakin bersatu. Dan khusus untuk Kabupaten Sanggau kerukunan dan kebersamaan tetap terpatri dan selalu terpelihara,” pungkasnya.
Pewarta : Humas Keraton Surya Negara Sanggau.
Editor : Sery Tayan.