Bupati Sanggau: Mari Kita Jadikan Desa Tunggal Bhakti Sebagai Sentra Beras Organik

//DISKOMINFO-SGU//
SANGGAU – Bupati Sanggau, Paolus Hadi, S.IP, M.Si bersama FAO Indonesia melaksanakan panen jagung dan panen raya padi organik dan sekaligus peluncuran beras sehat Sanggau di Desa Tunggal Bhakti, Kecamatan Kembayan yang bernama Beras Sehat Serumpun Borneo dan Beras Pangan Humanis (PH), Rabu (12/2/2020).

Hadir pada kesempatan tersebut, Perwakilan dari Kementerian Pertanian RI, M.Ghazali Hamzah, Wakil Ketua FAO Indonesia, Dr.Ageng Herianto, Perwakilan dari Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Horkultura Provinsi Kalbar, Dony Saiful Bahri, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan Kabupaten Sanggau, Ir.H.Jhon Hendri, M.Si, Kepala Instansi Vertikal, Kepala OPD Kabupaten Sanggau, Forkompimda, Camat Kembayan, Inosensius Nono, Forkompimcam, Kades Tunggal Bakti, Wiji dan masyarakat (Poktan) Desa Tunggal Bhakti.

Pada kesempatan tersebut, Kades Tunggal Bhakti, Wiji mengucapkan selamat datang kepada Bupati Sanggau beserta rombongan di Desa Tunggal Bhakti Kecamatan Kembayan dalam rangka melaksanakan kegiatan panen jagung dan panen padi organik.

“Berkaitan dengan program panen jagung ini bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Sanggau melalui Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan yang dilaksanakan di Desa Tunggal Bhakti dengan luas area sebesar 4 hektar. Perlu disampaikan juga kepada masyarakat terkait tujuan dari program ini untuk bisa kita kembangkan dan pemerintah desa mencoba tanam dengan luas 4 hektar dan berbicara bagaimana soal produksinya, pengolahan hingga manfaatnya dari Desa Tunggal Bhakti,” jelas Kades Tunggal Bhakti, Wiji.

Ia juga mengatakan dengan program bertani organik tersebut untuk dapat mewujudkan desa mandiri.

“Terkait dengan kegiatan panen raya padi ini merupakan program dari FAO dengan luas 50 hektar. Adapun harapan kedepan kepada masyarakat Desa Tunggal Bhakti untuk tidak hanya sampai disini saja, akan tetapi tetap berkelanjutan,” ujarnya.

Kades Tunggal Bhakti, Wiji juga menyampaikan pada kesempatan tersebut juga akan di lonlunchingkan beras dengan merek Beras Sehat Serumpun Borneo dan Beras Pangan Humanis (PH).

“Saya mengajak kepada masyarakat, mari kita sama-sama dukung program ini dan mudah-mudahan program ini kedepan bisa berjalan dengan baik dan membawa hasil yang nyata, sehingga terwujudnya masyarakat khususnya Desa Tunggal Bhakti yang sejahtera,” harapnya.

Selanjutnya, Kadis Ketahanan Pangan Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan Kabupaten Sanggau, H.Jhon Hendri menyampaikan bahwa untuk padi organik tersebut dilakukan di tiga kecamatan.

“Pertama, Kecamatan Entikong di Desa Nekan dengan luas 30 hektar; kedua, Kecamatan Sekayam di Desa Kenaman dengan luas 25 hektar dan ketiga di Kecamatan Kembayan di Desa Tunggal Bhakti ini dengan luas 50 hektar,” ucapnya.

Dari tiga lokasi tersebut, lanjut dia bahwa di Kecamatan Entikong di Desa Nekan panen padi organik dengan hasil sebanyak 6,4 ton perhektar, sementara di Kecamatan Sekayam di Desa Kenaman dengan hasil panen sebanyak 5 ton perhektar dan Kecamatan Kembayan di Desa Tunggal Bhakti dengan hasil panen sebanyak 5,6 ton perhektar.

“Kegiatan ini kita berharap kepada pihak FAO agar bisa dilaksanakan selama 2 sampai 3 tahun. Karena kami tahu bahwa pada bulan Agustus 2019 yang lalu dimulai dengan rapat koordinasi antara petugas, penyuluh dan kelompok tani. Sehingga kegiatan ini dapat dimulai pada bulan Oktober yang lalu dan hari ini kita panen perdana untuk padi organik di Desa Tunggal Bhakti,” ujar Kadis KPTPHP Sanggau, Jhon Hendri.

Lebih lanjut, Perwakilan dari Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Dony Saiful Bahri mengatakan sangat mendukung program tanam padi organik tersebut.

“Kabupaten Sanggau ini merupakan salah satu tiga besar pensuplai beras yang ada di Kalimantan Barat dan juga perlu kami sampaikan bahwa kami siap memberikan bantuan benihnya baik itu padi inbrida, hibrida dan padi lahan kering. Begitu juga untuk jagung, berapa pun yang dibutuhkan kita siap membantu, asalkan proposalnya siap, kelompok taninya siap dan CPCL sekarang juga harus dilengkapi dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK),” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua FAO Indonesia, Ageng Herianto menyampaikan sangat mendorong program beras organik tersebut.

“Kenapa kita mendorong betul program beras organik?, karena bangsa Indonesia memerlukan pangan yang sehat. Beras organik tersebut kalau bisa kita jual keluar, tetapi sekaligus mari kita konsumsi bersama,” ujar Wakil Ketua FAO Indonesia, Ageng Herianto.

Ia juga mengatakan sudah melakukan konsultasi dengan pihak internasional konsultan.

“Mereka sudah datang kesini dan melihat bahwa disini cocok untuk pertanian organik. Perlu juga disampaikan bahwa soal pertanian organik bukan hanya soal menanam, akan tetapi juga soal memproses. Yang ada disini RMU nya sudah memenuhi persyaratan untuk bisa menghasilkan produk organik dan ini tinggal disempurnakan,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Sanggau, Paolus Hadi mengatakan kalau berbicara kesehatan, maka organik inilah yang menjadi pilihannya.

“Untuk melaksanakan program ini tentu tidak bisa hanya dari pemerintah daerah sendiri, akan tetapi hadirnya teman kita dari FAO dan juga dari dinas terkait, kita harus bersinergi karena beras organik ini betul-betul sekarang ini menjadi favorit,” ujar PH sapaan akrab Bupati Sanggau.

Bupati, Paolus Hadi juga berharap di Kabupaten Sanggau punya kemasan beras organik.

“Karena ditempat kita belum ada dan program ini baru dibeberapa desa di tempat kita. Akan tetapi, ini akan terus kita dorong karena kita sudah punya packing yang bagus dan kita harus bisa mendapatkan sertifikat juga dari beras organik,” tuturnya.

PH, Bupati Sanggau dua periode juga menyampaikan terlepas dari peran semua pemerintah maupun pihak dari lembaga-lembaga yang lain, bahwa petani juga harus mau dan siap.

“Inikan harus bersinergi, apalagi di daerah kita ini selalu dengan permasalahan yang sama yaitu soal irigasi dan air. Kalau beras tetap laku, hanya permasalahannya ketika musim kemarau pasti ada jeda produksi beras ditempat ini. Nah, ini masih tantangan dan saya sudah sampaikan dengan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikuktura Provinsi Kalbar karena Bapak Gubernur sudah menyatakan atensinya untuk bagaimana bendungan Merowi ini harus tuntas. Karena mengingat masyarakat Desa Tunggal Bhakti ini mereka konsisten dalam bertani.

Ia juga berharap kepada seluruh stakeholder mari kita jadikan Desa Tunggal Bhakti sebagai sentra beras organik dan juga tentunya akan mendapat sertifikat organik.

Penulis : Alfian