Bupati Sanggau Pimpin Upacara Bendera Peringatan Hari Guru Nasional dan HUT ke-74 PGRI Tahun 2019

//DISKOMINFO-SGU//
SANGGAU – Bupati Sanggau, Paolus Hadi, S.IP, M.Si memimpin upacara bendera dalam rangka peringatan Hari Guru Nasional dan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 PGRI Tahun 2019, yang diselenggarakan oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Sanggau, yang dipusatkan di PLBN Entikong, Senin (25/11).

Hadir pada kesempatan tersebut, Ketua Umum PGRI Kalbar, Prof.Dr.H.Samiun, M.Pd, Kepala OPD Kabupaten Sanggau, Kepala Instansi Vertikal, Para Camat, Forkompimcam, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, para guru dan para pelajar Kecamatan Entikong.

Upacara Hari Guru Nasional dan HUT PGRI kali ini mengambil tema “Peran Strategis Guru dalam Mewujudkan SDM Indonesia Unggul”. Upacara dimulai dengan pengibaran bendera Merah Putih, pembacaaan sejarah singkat PGRI, selanjutnya pembacaaan naskah Pancasila oleh pemimpin upacara diikuti peserta upacara dan pembacaaan UUD 1945.

Dalam amanat Bupati Sanggau, Paolus Hadi membacakan sambutan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Mendikbud RI), Nadiem Anwar Makarim meminta maaf lantaran pidatonya sedikit berbeda dengan pidato menteri-menteri sebelumnya.

Biasanya tradisi hari guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik. Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda. Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia dari Sabang sampai Merauke, guru Indonesia yang tercinta, tugas Anda adalah yang termulia sekaligus yang tersulit.

Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan.

Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas.

Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan.

Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan.

Anda frustasi karena anda tahu bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal.

Anda tahu bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi.

Anda ingin setiap murid terinspirasi, tetapi anda tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi.

Saya tidak akan membuat janji-janji kosong kepada anda. Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan. Satu hal yang pasti, saya akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia.

Namun, perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama.

Besok, di mana pun anda berada, lakukan perubahan kecil di kelas anda, ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar, berikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas, cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas, temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri dan tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.

Apapun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak.

Usai membaca sambutan dari Mendikbud RI, Bupati Sanggau, Paolus Hadi menambahkan, untuk Sanggau, ayo tolong supaya Sanggau ini memiliki orang-orang pintar, cerdas dan hebat, bukan karena terpaksa, akan tetapi karena memang mereka mau pelajari bermacam-macam cara, termasuk sekarang banyak media yang bisa dipakai, cuman mereka diarahkan karakternya saja.

“Apa yang dikatakan dari Bapak Mendikbud dalam sambutan tadi, dapat dimengerti apa yang dimaksud. Bayangkan pernah tidak menawarkan kepada anak-anak (murid) untuk menjenguk gurunya yang sedang sakit?, jarang dilakukan itu lagi dan orang tuanya juga tidak pernah dengar dari seorang anak yang katakan pak ada guru kami sedang sakit dan itu tidak pernah saya dengar,” ujarnya.

Ia menegaskan, hati-hati untuk para guru jangan sampai ada yang ikut paham-paham aneh.

“Jangan pernah main-main dengan bendera merah putih, jangan pernah main-main dengan garuda dan jangan pernah main-main dengan pancasila, karena kalian (guru) yang menentukan dasar mereka (pelajar),” tegas PH sapaan akrab Bupati Sanggau.

Penulis : Alfian