Sekitar 100 Orang yang Pensiun Tiap Tahun, Sanggau Kekurangan 1000 Lebih Guru

Sekitar 100 Orang yang Pensiun Tiap Tahun, Sanggau Kekurangan 1000 Lebih Guru


Kadis Dikbud Kabupaten Sanggau, Sudarsono.

eQuator.co.id – Sanggau-RK. Ketersediaan guru masih menjadi persoalan dunia pendidikan di Kabupaten Sanggau. Jumlah guru yang ada tak sebanding dengan kebutuhan guru.

“Kebutuhan guru kita sekitar 4.000 tapi yang ada baru 2.000 lebih. Jadi kekurangan kita sekitar 1.000 lebih,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Sanggau, Sudarsono.

Darsono sapaan akrabnya menyebut, setiap tahun, rata-rata ada sebanyak 100 guru pensiun, sementara tidak ada penambahan kuota guru untuk mengisi kekurangan yang ada. Untuk mengatasi kekurangan itu, lanjut dia, Dikbud membuka honor daerah untuk formasi guru, namun kebijakan tersebut tidak mampu mengatasi kekurangan guru yang ada.

“Termasuk pengangkatan guru honor dengan menggunakan dana BOS oleh sekolah. Karena dana BOS hanya bisa digunakan 15 persen dari total dana yang ada untuk membayar honor guru. Kalau bukan pengabdian, mana mau orang menjadi guru dengan gaji yang hanya tiga ratus sampai empat ratus ribu Rupiah perbulan,” ujarnya.

Untuk tingkat SD di Kabuaten Sanggau saja, Darsono menyebut ada 467 unit SD negeri dan tujuh SD swasta. “Itu di luar madrastah ibtidaiyah,” terangnya.

Untuk SMP Negeri berjumlah 94 unit, sementara SMP Swasta ada 26 unit sehingga total jumlah SMP baik Negeri maupun swasta berjumlah 120 unit. “Ini juga belum termasuk MTs karena dikelola oleh Kementerian Agama,” tambahnya.

Untuk sarana penunjang lainnya seperti Perpustakaan dan ruang laboratorium, kata Darsono, rata-rata sudah ada, baik SD maupun SMP. Untuk lab bahasa maupun lab IPA sementara hanya ada di SMP dalam kota kecamatan.

“Yang diperlukan saat ini adalah perbaikan, karena ada beberapa sekolah mengalami kerusakan. Pada umumnya sarana dan prasarana untuk SD dan SMP hampir semua sudah ada, hanya beberapa saja lagi yang belum,” bebernya.

Untuk memudahkan siswa yang tinggal jauh dari sekolah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan juga sudah membuka beberapa sekolah jarak jauh. Dibangunnya sekolah jarak jauh tersebut diharapkan jangan sampai anak-anak putus sekolah hanya gara-gara lokasi rumahnya jauh dari sekolah.

 

Laporan: Kiram Akbar