Survei Microsoft dan IDC Asia Tunjukkan Konsumen Indonesia Tak Percaya Data Pribadinya Aman

Survei Microsoft dan IDC Asia Tunjukkan Konsumen Indonesia Tak Percaya Data Pribadinya Aman



Survei Microsoft dan IDC Asia Tunjukkan Konsumen Indonesia Tak Percaya Data Pribadinya Aman

Mayoritas masyarakat Indonesia belum percaya data pribadi mereka akan dikelola dengan baik oleh layanan digital.

Hal tersebut tercermin dari survei yang dilakukan oleh Microsoft dan IDC Asia.

Berdasarkan survei tersebut, sebanyak 54 persen masyarakat Indonesia belum percaya data pribadi mereka akan dikelola dengan baik oleh layanan digital. Sementara sisanya atau 44 persen percaya data pribadi mereka dikelola dengan baik.

“Sebagian besar konsumen belum mempercayai organisasi dalam mengelola data mereka. Untuk itu, kami mendorong para pemimpin bisnis untuk lebih memahami faktor-faktor pendorong kepercayaan konsumen dan fokus bagaimana membangun kepercayaan dan menjadikannya sebagai keunggulan kompetitif utama layanan digital mereka,” ujar Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Haris Izmee di Jakarta, Rabu (26/6/2019).

Survei yang dilakukan Microsoft dan IDC ini dilakukan kepada 457 konsumen di Indonesia yang diminta untuk memberikan pendapat tentang lima elemen kepercayaan.

Baca: Refly Harun Prediksi Hasil Putusan MK soal Sengketa Pilpres 2019, Yakin Terjadi Kecurangan?

Baca: PPDB Bersistem Zonasi, Dikbud Sanggau Banyak Dapat Keluhan

Baca: Hasil Mitra Kukar Vs PSIM Yogyakarta di Liga 2 2019, Gol Rishadi Fauzi Selamatkan Naga Mekes

Kelima elemen tersebut yakni, privacy, security, reliability, ethics dan compliance saat menggunakan layanan digital. Hasilnya, konsumen merasa kelima elemen tersebut sama pentingnya saat menggunakan layanan digital.

Namun, secara khusus faktor keamanan (86 persen), privasi (86 persen) dan etika (85 persen) muncul sebagai tiga elemen paling penting. Konsumen juga memiliki harapan tertinggi terhadap lembaga jada keuangan, lembaga pendidikan dan organisasi layanan kesehatan.

Dalam studi ini juga mengungkapkan bahwa 6 persen konsumen Indonesia memilih bertransaksi dengan penyedia layanan digital yang lebih murah meskipun kurang percaya.

Namun, mayoritas atau sebesar 63 persen masyarakat Indonesia lebih memilih menggunakan layanan digital terpercaya walaupun harus mengeluarkan biaya yang lebih mahal.

“Kepercayaan menjadi faktor yang sangat penting bagi organisasi di dunia digital saat ini. Konsumen akan lebih memilih untuk bertransaksi dengan organisasi yang memiliki platform digital yang terpercaya,” tambah Head of Operations IDC Indonesia, Meivira Munindra.

Menurut Meivira, berdasarkan penelitian yang dilakukan pihaknya, konsumen akan mengambil tindakan jika mereka mengalami pengalaman negatif terkait kepercayaan.

Tindakan yang paling banyak diambil konsumen ketika mengalami hal tersebut, yaitu beralih ke organisasi lain, mengurangi menggunakan layanan digital tersebut dan yang terakhir berhenti menggunakan layanan digital tersebut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Konsumen RI Tak Percaya Data Pribadinya Dikelola Baik oleh Layanan Digital.