Prosesi Pembukaan Festival Mandi Bedel Keraja dan Perang Ketupat Pakunegara Tayan

//KARDI DISKOMINFO-SGU//

SANGGAU, festival mandi bedel (senapan) keraja dan perang ketupat pakunegara tayan, disambut positif oleh masyarakat dan tampak penuh antusias masyarakat tayan beramai-ramai menyaksikan prosesi memandikan bedel dan perang ketupat tersebut.

Dalam sambutannya ketua panitia Ade Wawan Januardi melaporkan bahwa kegiatan festival mandi bedel keraja dan perang ketupat dilaksanakan selama 3 hari, mulai dari tanggal 9 hingga 11 November 2017 yang bertempat di karaton pakunegara tayan, dengan agenda kegiatan diantaranya: hari kamis, kegiatan ritual budaya karaton pakunegara berupa mandi bedel dan perang ketupat, kemudian lomba pembuatan kue tradisional, lomba sampan, permainan congkak, pangkak gasing dan malamnya pegelaran seni. berikut untuk hari jumat, diisi dengan kegiatan karnaval, lomba busana anak, rias pengantin melayu dan malamnya pegelaran seni. terakhir hari sabtu, kegiatan lomba anyam ketupat, lomba cangklele dan malam harinya dilanjutkan dengan penutupan semua rangkaian kegiatan.

Raja Tayan Gusti Yusri, SH dalam sambutannya menjelaskan terkait dengan upacara mandi bedel keraja, keraton pakunegara tayan adalah prosesi memandikan benda pusaka kerajaan, yang telah dilaksanakan sejak raja pertama yaitu kehadapan yang mulia Alm. Gusti Lekar yang beristrikan Encek Periuk anak dari kepala suku Tebang Benua, dimana prosesi ini terus dilakukan setiap tahunnya dan dilaksanakan di kerajaan tayan, persisnya diujung tanjung. adapun kegiatan mandikan bedel ini dilakukan bertujuan untuk melindungi negeri tayan dari musibah kekeringan, wabah penyakit dan bala bencana lainnya, harapan kedepan agar kegiatan ini dapat menjadi agenda tahunan yang didukung oleh pemerintah daerah kabupaten sanggau sehingga tayan menjadi kampung wisata serta menjadi kampung budaya.

Bupati Sanggau Paolus Hadi, S.IP, M.Si, ketika membuka kegiatan mengatakan bahwa dirinya sangat menyambut baik terhadap festival mandi bedel dan perang ketupat tersebut, hal ini dikatakannya guna pelestarian seni dan budaya yang hidup, yang berkembang di masyarakat dan merupakan sumber daya tarik wisata budaya di kabupaten sanggau, khususnya di kecamatan tayan.

Terkait festival ini, agar dapat di kemas lebih menarik sehingga wisatawan mau datang dan dapat menikmati wisata budaya tersebut, ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan Bupati, pemerintah kabupaten sanggau dalam hal ini, secara bertahap dan terencana akan memberikan perhatian terhadap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan seni dan budaya oleh masyarakat sanggau, baik yang bersifat tontonan maupun festival atau lomba hingga pada saatnya nanti sektor kebudayaan dapat ambil bagian dalam pengembangan ekonomi serta kearifan lokal, sebagai salah satu produk dari hasil cipta, karsa dan karya manusia, seni dan budaya ternyata dapat ditampilkan dan dikemas dalam bentuk yang khas sehingga dapat di nikmati secara universal dari berbagai kalangan.

Disamping itu juga Bupati Sanggau mengatakan bahwa dirinya sangat mengapresiasi terhadap kegiatan festival tersebut dan berharap agar kegiatan ini terus dipertahankan untuk melestarikan adat dan budaya yang kita miliki, disamping itu semoga festival ini dapat menimbulkan multi plier effect dan menjadi jendela promosi bagi kabupaten sanggau dalam menggali dan mengembangkan potensi-potensi seni, budaya dan pendidikan serta pariwisata menyongsong era globalisasi yang universal, terlebih melalui festival ini dapat menjadi perekat hubungan antara satu sama lainnya guna melestarikan seni adat dan budaya yang ada di kabupaten sanggau yang kita cintai bersama.

Hadir pada acara tersebut, Forkompinda, Para kepala OPD dilingkungan pemerintah kabupaten sanggau, beberapa Anggota DPRD kabupaten sanggau, Para Raja, Pangeran dan Sultan Se-Kalbar, Utusan Karaton Jogjakarta, Ketua MABM, DAD, MABT, Tokoh agama/adat/masyarakat/pemuda, Ketua Popsi Kalbar, Insan Pers dan Para Tamu undangan lainnya.

Penulis : Sukardi.